kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Semester I, Antam menderita rugi Rp 638 miliar


Minggu, 31 Agustus 2014 / 14:22 WIB
Semester I, Antam menderita rugi Rp 638 miliar
ILUSTRASI. Lee Hee Joon dalam drama Korea Mouse yang sukses memerankan karakter detektif Go Mu Chi dan beberapa daftar aktor lain pemeran detektif populer di drakor.


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Kinerja keuangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) terus memburuk sebagai dampak pelarangan ekspor mineral mentah oleh pemerintah sejak 12 Januari 2014 lalu. 

Berdasarkan laporan keuangan Antam per 30 Juni 2014 yang baru dirilis Jumat (29/8), produsen beragam mineral berkode saham ANTM ini membukukan rugi bersih senilai Rp 638,68 miliar. Padahal, pada periode sama tahun lalu, Antam masih mencetak laba bersih Rp 373,57 miliar. 

Tato Miraza, Direktur Utama Antam mengatakan, harga komoditas yang dijual perusahaan di kuartal II tahun ini sebenarnya sudah mulai naik. Namun, hal itu tidak dapat menolong kinerja keuangan di paruh pertama 2014 lantaran Antam tidak bisa mengekspor bijih nikel dan bauksit. 

Dua komoditas yang biasa menjadi andalan Antam itu termasuk yang terkena larangan untuk diekspor oleh pemerintah. Hal ini memang terlihat jelas dari perolehan penjualan Antam di semester I-2014 yang "hanya" mencapai Rp 3,98 triliun. 

Jumlah itu turun 34,92% dibandingkan Januari-Juni tahun lalu yang tercatat Rp 6,13 triliun. Buruknya kinerja Antam tersebut sudah diperkirakan sejak pemerintah mulai memberlakukan larangan ekspor mineral mentah. 

Tato bahkan sempat bilang, Antam kemungkinan bakal kehilangan potensi pendapatan senilai US$ 350 juta-US$ 400 juta yang biasanya diperoleh dari ekspor bijih nikel. 

Kendati begitu, Antam optimistis bahwa kebijakan larangan ekspor itu, dalam jangka panjang, akan berdampak positif pada kenaikan harga komoditas sehingga akan berpengaruh positif pada kinerja keuangannya di masa mendatang. 

Antam juga gencar melakukan efisiensi demi sedikit meredam dampak buruk dari larangan ekspor bijih nikel itu. "Kami juga terus bersikap prudent dalam hal belanja modal untuk proyek-proyek pengembangan kami," ungkap Tato, Jumat (29/8). 

Selepas tidak bisa mengekspor bijih nikel, Antam lebih mengandalkan penjualan emas. Di semester I-2014, komoditas ini menyumbang  Rp 1,95 triliun atau 49% dari total penjualan Antam. 

Untuk menunjang penjualan, tahun ini, Antam sudah membuka sembilan butik emas baru  yang berlokasi di Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, Palembang, Semarang, Balikpapan dan Banjarmasin. 

Rencananya, Antam akan membuka sekitar tiga butik emas lagi yang berlokasi di Medan, Batam dan Yogyakarta. Pembukaan butik baru itu dilakukan guna mendorong penjualan emas. Antam sudah menetapkan target untuk meningkatkan volume penjualan emas 46% menjadi 13,6 ton, dibandingkan tahun lalu yang 9,3 ton. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×