kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Semester I-2019, jumlah single investor identification KSEI mencapai 2 juta orang


Jumat, 12 Juli 2019 / 18:03 WIB
Semester I-2019, jumlah single investor identification KSEI mencapai 2 juta orang


Reporter: Aloysius Brama | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga semester I 2019, jumlah single investor identification (SID) yang tercatat di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencapai 2 juta orang. 

Direktur Utama KSEI Urip Budi cukup puas dengan angka pertumbuhan tersebut. “Kalau dibandingkan tahun lalu, dalam periode yang sama pertumbuhannya sama di kisaran 21%,” kata Urip dalam acara peresmian kerja sama KSEI dengan bank pembayaran dan bank administrator RDN periode 2019-2024 di Jakarta, Jumat (12/7).

Urip mengatakan, 2 juta investor itu terdiri dari dua jenis. “Jumlah investor reksadana ada sekitar 1,9 juta. Sedangkan sisanya adalah investor saham. Tapi itu tidak bisa dipisahkan karena ada juga investor yang bermain di kedua instrumen itu,” jelas Urip.

Per Maret lalu, catatan Kontan.co.id menunjukkan jumlah SID yang tercatat oleh KSEI mencapai 1,7 juta orang. Bila dihitung-hitung, maka pertumbuhan SID dari kuartal I ke kuartal II tahun ini mencapai 17,64%.

Ketika ditanya bagaimana target pertumbuhan investor hingga akhir tahun, Urip enggan berekspektasi. Menurutnya, KSEI tidak akan terlalu berpatok pada target pertumbuhan investor.

Urip bilang percuma apabila jumlah investor yang meningkat tidak dibarengi dengan pertumbuhan emiten yang listing di bursa. Selain dari sisi emiten, ia juga menyoroti perlunya infrastruktur pasar modal yang memadai. 

“Tugas kita adalah memastikan dan menyiapkan infrastruktur transaksi pasar modal berjalan dengan baik,” ujar Urip.

Terkait dengan persiapan infrastruktur pasar modal tersebut, Urip mengatakan pihaknya sudah menyiapkan beberapa jurus. Di antaranya adalah memperluas jaringan pasar modal hingga ke daerah. KSEI disebutnya sedang dalam tahap pembicaraan dengan beberapa bank daerah.

“Bank daerah sedang bersiap untuk menjadi bank pembayaran dan administrator RDN,” kata Urip. 

Ia mengatakan sudah ada dua bank daerah yang masuk dalam pembicaraan yaitu BPD Jabar dan BPD Jatim.

Bila itu terealisasi maka baik KSEI dan bank daerah bisa sama-sama menuai profit. “Buat kami bisa memperluas jaringan. Sedangkan buat bank bisa menambah pendapatan melalui diversifikasi usaha,” ujarnya.

Urip mengatakan pihaknya tidak hanya asal kebut mewujudkan rencana tersebut. KSEI akan memastikan semua jaringan bank yang terhubung dengannya memiliki kesiapan infrastruktur yang memadai. 

“Harus kita pastikan jaringannya bisa tersambung dengan host milik kami. Selain itu juga harus memiliki perangkat yang khusus untuk pasar modal,” kata Urip.

Itu semua disiapkan sembari menunggu realisasi peraturan OJK yang mengatur bank daerah sebagai bank pembayaran dan bank adiministrator RDN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×