kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,01   -11,51   -1.23%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Semen Indonesia (SMGR) perlu hati-hati dengan kondisi keuangan


Selasa, 27 Agustus 2019 / 20:24 WIB
Semen Indonesia (SMGR) perlu hati-hati dengan kondisi keuangan
ILUSTRASI. Penjualan semen


Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Manajemen PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) dinilai perlu berhati-hati terhadap kondisi keuangannya di masa mendatang. Hal ini setelah produsen semen tersebut memperoleh pinjaman dari sindikasi keuangan sebesar Rp 9,35 triliun dengan tingkat bunga mengambang JIBOR 3 bulan + 185 bps.

Sekadar informasi, beberapa waktu lalu SMGR mendapat dana pinjaman dari tujuh bank. Dua di antaranya merupakan bank pelat merah, yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).

Dana tersebut digunakan untuk refinancing utang SMGR ketika mengakuisisi PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) di awal tahun ini. Kala itu, SMGR merogoh kocek hingga Rp 12,95 triliun guna membeli 6,18 miliar saham SMCB yang kini berganti nama menjadi PT Solusi Bangun Indonesia Tbk.

Baca Juga: Menilik prospek Semen Indonesia (SMGR) di tengah industri semen domestik yang stagnan

Menurut Meilki Darmawan, Analis NH Korindo Sekuritas, pinjaman yang diterima SMGR akan meningkatkan beban utang jangka panjang. Di kuartal kedua lalu, utang jangka panjang SMGR naik 246,77% (yoy) menjadi Rp 27,7 triliun.  

Dengan skema sindikasi, SMGR mesti membayar cicilan utang tiap 6 bulan sekali yang diperkirakan dimulai pada Januari 2020. “Sistem ini bisa memberatkan SMGR jika tidak ada peningkatan pendapatan secara signifikan,” ujar Meilki, Selasa (27/8).

Di sisi lain, Analis Ciptadana Sekuritas Asia Fahressi Fahalmesta menilai, refinancing utang tetap perlu dilakukan oleh SMGR. Tak hanya dari pinjaman sindikasi, emiten ini di kuartal kedua lalu pernah menerbitkan obligasi senilai Rp 4,07 triliun.

Baca Juga: Ini strategi yang disiapkan perusahaan semen di semester II-2019

Jika diakumulasikan dengan pinjaman yang disebutkan di awal, SMGR telah mengumpulkan dana sekitar Rp 13,02 triliun untuk refinancing utang akuisisi SMCB di awal tahun ini.

Refinancing utang akan meringankan beban bunga SMGR di tahun-tahun mendatang meski memberi tekanan terhadap bottom line perusahaan,” ungkap Fahressi dalam riset 9 Agustus.

Oleh karena itu, Fahressi merekomendasikan beli saham SMGR dengan target Rp 16.000 per saham. Ia mengestimasikan pendapatan SMGR mencapai Rp 40,40 triliun di akhir tahun 2019. Sedangkan laba bersihnya berada di level Rp 1,97 triliun.

Baca Juga: Akusisi Semen Holcim Bikin Semen Indonesia (SMGR) Jadi Lebih Efisien, Ini Alasannya

Sebagai catatan, SMGR membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 22,84% (yoy) menjadi Rp 16,35 triliun pada semester pertama tahun ini. Namun, laba bersih produsen semen ini tergerus 50,09% (yoy) menjadi Rp 484,78 miliar.

Sementara itu, Meilki merekomendasikan hold saham SMGR dengan target harga Rp 14.200 per saham. Menurutnya, butuh usaha ekstra bagi SMGR untuk memperbaiki kinerja keuangannya di tengah industri semen dalam negeri yang masih cenderung lesu.

Hari ini, harga saham SMGR naik 0,19% ke Rp 12.900 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×