Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) berhasil mencatatkan kinerja positif pada kuartal pertama 2022. SMGR meraup laba bersih Rp 498,56 miliar atau naik 10,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan SMGR juga tercatat sebesar Rp 8,14 triliun. Jumlah ini naik 0,7% bila dibandingkan dengan kuartal pertama 2021 sebesar Rp 8,08 triliun.
Analis JP Morgan Henry Wibowo dan Arnanto Januri menyebut, SMGR telah mengamankan pasokan batubara untuk sisa tahun ini dengan harga US$ 90 per ton. Ini adalah pasokan batubara dalam kebijakan domestic market obligation (DMO).
Baca Juga: Rekomendasi Saham SMGR yang Mengerek Harga Jual di Tengah Ketatnya Persaingan
"Ini adalah sebuah katalis positif yang signifikan karena memberikan visibilitas pendapatan yang lebih tinggi di masa mendatang secara kuartal mengingat harga batubara telah menjadi risiko utama untuk margin dan pendapatan," ucap Henry dan Arnanto dalam riset.
JPMorgan menyampaikan rata-rata harga batubara yang direalisasikan pada kuartal pertama 2022 adalah Rp 850.000 per ton. Artinya realisasi DMO batubara pada kuartal pertama 2022 berasal dari persediaan lama (non-DMO) yang hanya kurang dari 20%.
Baca Juga: Kenaikan Biaya Energi Masih Membayangi Kinerja Industri Semen
JPMorgan melihat bahwa Semen Indonesia berupaya untuk menurunkan emisi CO2 dengan menurunkan faktor klinker pada produksi semen menjadi 61% pada tahun 2030 dari 69% saat ini pada kuartal pertama 2022.
"SMGR juga berkomitmen untuk mengurangi emisi CO2 spesifik cakupan 1 dari 539 kg CO2/ton semen ekuivalen pada 2021 menjadi 493 kg CO2/ton semen ekuivalen atau sebesar 17% pada 2030," kata Henry dan Arnanto.
Henry dan Arnanto mengatakan total belanja modal yang dialokasikan untuk inisiatif environmental, social and governance (ESG) Semen Indonesia berjumlah Rp 1.6 triliun untuk 5 tahun ke depan.
Baca Juga: Saham BUMN Berkinerja Apik Sejak Awal Tahun, Mana yang Prospektif?
"Cost of goods sold (COGS) non-bahan bakar dan energi per ton turun sebesar 3% secara year-on-year (yoy) di kuartal pertama 2022 sebagian besar didorong oleh penurunan biaya raw material sebesar 24% secara yoy per ton. Kombinasi dari kedua faktor ini dapat mengurangi konsumsi batubara tahunan sebesar 500.000 ton-600.000 ton," tutur Henry dan Arnanto.
Saat ini, JPMorgan memberikan rekomendasi overweight untuk saham SMGR dengan target harga hingga akhir tahun menjadi Rp 8.500 per saham. Harga saham SMGR turun 1,05% ke Rp 7.100 per saham pada Jumat (3/6).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News