kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Semen Indonesia jelaskan penyebab laba turun 10% di semester I 2018


Senin, 20 Agustus 2018 / 18:12 WIB
Semen Indonesia jelaskan penyebab laba turun 10% di semester I 2018
ILUSTRASI. Pabrik Semen Gresik


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) mencatatkan pendapatan sebesar Rp 13,3 triliun di sepanjang semester I-2018. Pendapatan SMGR tersebut naik 4,72% dibandingkan pendapatan perusahaan di sepanjang semester I-2017 yang sebesar Rp 12,7 triliun.

Meski demikian, laba SMGR hingga semester pertama tahun 2018 ini tercatat Rp 971 miliar. Pencapaian ini lebih rendah 10,9% dibanding  semester I-2017 yakni sebesar Rp 1,09 triliun.

Agung Wiharto, Sekretaris Perusahaan SMGR mengatakan, ada beberapa alasan yang membuat laba tergerus. Salah satunya, beban bunga yang besar yang harus dibayarkan pada semester pertama tahun ini.

“Beban bunga di semester pertama tahun lalu tidak sebesar di semester tahun ini. Selain itu, kenaikan harga batu bara juga membuat laba tergerus,” ujarnya kepada KONTAN, Senin (20/8).

Agung optimistis, kinerja keuangan SMGR akan meningkat. Hal ini karena hasil semester dua yang diperkirakan selalu bagus. “Semester dua anggaran sudah turun, dan konsumsi semen meningkat. Jadi sejarahnya selalu baik,” tandasnya.

Perusahaan semen pelat merah ini mencatat bahwa tingkat konsumsi di Jawa masih paling besar dibanding daerah lainnya. Untuk daerah Sumatera tercatat 22% dari total konsumsi semen di Indonesia. Jawa 56%, Sulawesi 8%, Kalimantan 7%, Bali dan sekitarnya 7%, Maluku dan Papua 2%.

“Ada yang tinggi dan ada yang rendah. Seperti yang kita tahu semen bukanlah barang consumer goods, jadi tidak bisa diatur agar permintaan tidak turun,” pungkasnya. Tetapi Agung perkirakan, pertumbuhan konsumsi semen nasional hingga akhir tahun 2018 tumbuh di atas 5%.

Bertoni Rio, Senior Analyst Research Division Anugerah Sekuritas Indonesia, berpendapat prospek emiten semen, diperkirakan tumbuh stagnan.

Pergerakan saham semen akan cenderung terpengaruh sentimen global maupun indikator ekonomi. Investor akan tertarik apabila terdapat aksi korporasi. “Biasa subsidi silang. Satu kota turun dikota lainnya masih naik sehingga akumulasi bisa tumbuh stagnan,” kata Bertoni.

Melihat pertumbuhan bisnis SMGR, Bertoni menilai pertumbuhan emiten pelat merah ini 25 kali lebih murah dibandingkan INTP dan SMCB. Net margin SMGR pun stabil 6%, sementara INTP turun dari 14% ke 6%, dan SMCB mencatat net minimum 15%.

"Di tengah ketidakpastian dollar Amerika maupun tahun politik, SMGR peluangnya lebih stabil dibanding lainnya. Masih ada peluang rally target 10000," tutup Bertoni Rio.

Emiten Semen SMGR Catat Kinerja Positif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×