Reporter: Hasbi Maulana | Editor: Hasbi Maulana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selasa (14/8) Bursa Efek Indonesia (BEI) masih melanjutkan penurunan. Ketika bursa tutup lapak, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 91,37 poin (-1,56%), sebelum bertengger di angka 5.769,87.
LQ45, indeks saham dengan konstituen saham-saham berkapitalisasi pasar terbesar dan terlikuid, juga masih tertekan. Anjlok -20,14 poin (-2,18%), LQ45 mendarat ke 903,09.
Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), Waskita Karya Tbk (WSKT) dan Indika Energy Tbk (INDY) masih berada di posisi tiga pertama saham LQ45 dengan PER positif terkecil secara berurutan, masing-masing 4,30 kali, 4,37 kali, dan 4,90 kali. Posisi selanjutnya diisi oleh LPPF, AKRA, WSBP, BBNI, PTBA, BBTN, dan ITMG..
Sejalan dengan tren yang masih suram, harga sembilan saham dalam daftar ini masih turun. Mereka adalah WSKT, INDY, Matahari Deparmenet Store Tbk (LPPF), AKR Corporindo Tbk (AKRA), Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), Bukit Asam Tbk (PTBA) Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), dan Indo Tambangraya Megah (ITMG).
Adapun satu-satunya saham yang mengalami kenaikan harga adalah SRIL.
Price earning ration (PER) adalah perbandingan antara harga saham dengan laba bersih per saham. Penurunan harga saham di bursa secara otomatis akan menurunkan pula nilai PER kalau pada saat yang sama tidak terjadi perubahan laba bersih per saham.
Secara umum ada anggapan bahwa semakin kecil angka PER maka semakin murah pula harga saham tersebut dibanding saham-saham lain dalam sektor usaha yang sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News