Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
Kualitas kredit ICBP juga menggabungkan sinergi dari integrasi operasionalnya dengan Grup Indofood yang lebih luas, sehingga menjamin pasokan bahan baku utama.
Memungkinkan visibilitas yang lebih baik terhadap pengendalian kualitas, dan memungkinkan akses ke jaringan distribusi yang luas, sehingga menciptakan keunggulan kompetitif dan biaya.
ICBP memiliki likuiditas yang baik dengan kepemilikan kas jumbo sebesar Rp 16 triliun dan proyeksi arus kas operasional yang lebih dari cukup untuk mendanai belanja modal dan pembayaran dividen. ICBP memiliki profil jatuh tempo utang jangka panjang karena obligasi dolar AS hanya akan jatuh tempo antara tahun 2031 dan 2052.
Baca Juga: Moody's Pangkas Peringkat Bank di Amerika Serikat
Moody's akan mempertimbangkan untuk menaikkan peringkat jika ICBP terus menunjukkan margin yang stabil, pertumbuhan pendapatan, likuiditas yang kuat dan perolehan arus kas bebas, serta kebijakan keuangan yang konservatif.
Indikator metrik kredit yang menunjukkan peningkatan mencakup utang/EBITDA yang cenderung mencapai 2,5x dan arus kas ditahan (RCF)/utang bersih di atas 30%. Mengingat prospeknya yang positif, penurunan peringkat dinilai tidak mungkin terjadi.
Namun, Moody's dapat merevisi prospeknya menjadi stabil jika: Pertama, ICBP menyimpang dari kebijakan keuangan konservatifnya dan menerapkan strategi ekspansi yang agresif atau keuntungan pemegang saham yang berlebihan.
Baca Juga: Moody's Pangkas Peringkat Bank-Bank AS, Bakal Ada Banyak Penurunan Lagi ke Depannya
Kedua, kinerja operasional bisnis mie instan ICBP memburuk karena meningkatnya persaingan atau hilangnya pangsa pasar. Ketiga, terdapat tanda-tanda kebocoran kas melalui transaksi pihak terkait.
Keempat, terdapat perbedaan yang signifikan pada kualitas kredit ICBP dengan induknya, INDF. Kelima, terdapat perubahan hubungan dengan INDF yang melemahkan dukungan operasional bagi ICBP.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News