Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
NEW YORK. Harga emas mencatatkan penurunan terbesar dalam tujuh pekan terakhir tadi malam (24/9) di New York. Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 13.48 waktu New York, harga kontrak emas untuk pengantaran Desember merosot 0,8% menjadi US$ 1.764,60 per troy ounce di Comex, New York.
Pada 21 September lalu, harga emas sempat menyentuh posisi US$ 1.790 per troy ounce, level tertinggi sejak 29 Februari lalu. Lonjakan harga emas ini terjadi setelah the Federal Reserve mengumumkan program quantitative easing ronde ketiga. Selain itu, bank sentral dunia juga melakukan langkah serupa.
Namun, pergerakan harga emas kembali tertekan tadi malam setelah dollar AS mencatatkan penguatan. Kondisi itu memangkas tingkat permintaan emas sebagai investasi alternatif. Salah satu sebab penguatan dollar adalah selisih pendapat antar pemimpin Eropa mengenai cara penanganan krisis. Selain itu, ada pula data ekonomi China dan Jerman yang memberikan sinyal perlambatan.
"Ketidakpastian di Eropa mendorong posisi dollar lebih tinggi. Selain itu, harga emas mengalami konsolidasi pada level sekarang setelah sebelumnya naik tinggi," papar Phil Streible, senior commodity broker RJ O'Brien & Associates di Chicago.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News