Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) semakin mengalami kerugian mendalam. Sampai September, GIAA menelan kerugian sebesar US$ 219,54 juta. Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, kerugian tersebut membengkak 1.362,62% dari US$ 15,01 juta.
Analis MNC Securities Reza Nugraha menilai, permasalahan utama GIAA adalah efisiensi. Padahal di kuartal ketiga, terdapat penerbangan para jemaah haji yang bisa mengerek pendapatan GIAA. Kemudian, penurunan harga avtur mestinya bisa menekan beban maskapai pelat merah tersebut.
Selain itu, GIAA pun diuntungkan oleh apresiasi Dollar. Emiten ini mencatat laba selisih kurs US$ 1,28 juta. Sedangkan di periode yang sama tahun sebelumnya, GIAA merugi selisih kurs US$ 16,09 juta.
"Harusnya mereka bisa efisiensi lebih dalam lagi. Permasalahannya adalah efisiensi yang tidak mereka jalankan tidak benar," ujar Reza, Kamis, (13/11).
Reza memperhatikan, kinerja GIAA tak mengalami perubahan sejak 2012. Tahun depan, ia pun menyangsikan GIAA bisa meraih keuntungan. Menurutnya dengan kinerja yang tertekan ini, pemodal pun tak tertarik masuk saham GIAA.
Saham GIAA tutup di harga Rp 475, memerah 4,81% dibanding hari sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News