kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,22   -10,30   -1.10%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Semacom Integrated (SEMA) Siap Gali Ceruk Pasar EBT yang Tengah Bertumbuh


Sabtu, 21 Mei 2022 / 06:05 WIB
Semacom Integrated (SEMA) Siap Gali Ceruk Pasar EBT yang Tengah Bertumbuh


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkembangan perekonomian Indonesia yang akan semakin ekspansif, turut memerlukan peningkatan kapasitas energi untuk memenuhi kebutuhan di masa depan. Namun kebutuhan tersebut tidak membuat Indonesia melupakan komitmen untuk aktif dalam upaya mitigasi emisi global, dalam rangka mengantisipasi perubahan iklim. Hal tersebut ditandai dengan upaya pemerintah mencapai komitmen meraih Net Zero Emission di 2060.

PT Semacom Integrated Tbk (SEMA) melihat arah kebijakan pemerintah Indonesia mencatat pencapaian proporsi energi baru terbarukan ditargetkan akan mampu mencapai 23% dari total sumber energi pada 2025 mendatang.

Dengan adanya inisiasi pemerintah untuk meningkatkan bauran energi terbarukan di dalam negeri, ditambah dukungan regulasi teknis, maka upaya mendorong pemenuhan energi baru terbarukan secara nasional akan lebih terbuka. Tentunya hal ini akan berdampak positif dan menjamin keberlangsungan bisnis perusahaan yang bergerak dalam teknologi kelistrikan.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, energi terbarukan surya menjadi urutan pertama dalam pemenuhan energi dengan potensi sebesar 207,8 Gigawatt (GW). Potensi tersebut menjadi bagian dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional 2015-2035, dimana kebutuhan energi listrik untuk industri pada tahun 2035 diproyeksikan akan mencapai 446.993 GWh. 

Baca Juga: Laba Bersih Perakit Xiaomi, Sat Nusapersada (PTSN) Melambung 42,12 Persen

Direktur Utama SEMA Rudi Intan mengatakan, hal ini merupakan ceruk yang tengah dibidik perseroan yang memiliki prospek pasar yang semakin menjanjikan. Pengembangan bisnis perseroan pada produk panel surya yang telah teruji sejak tahun 2021 dengan inisiasi beberapa proyek PLTS menjadi kekuatan yang semakin memperkuat perseroan dalam menghadapi persaingan dengan kompetitornya.

Seiring dengan bertambahnya permintaan di dalam negeri, SEMA dapat memenuhi kebutuhan tersebut, di antaranya untuk suplai komponen inverter dan baterai. Selama ini, sumber bahan baku yang digunakan berasal dari dalam negeri dan khusus untuk komponen lithium berasal dari luar negeri dan cukup tersedia di pasar.

"Untuk mendorong prospek bisnis ke depan, perseroan terus mendorong peningkatan fasilitas produksi pabrik yang dilengkapi dengan fasilitas produksi, CNC line, fasilitas uji coba (Dielectric Test & Secondary Injection), fasilitas R&D, serta gudang material dan barang hasil produksi,” imbuh Rudi dalam keterangan resminya. 

Tahun 2021, perolehan laba komprehensif SEMA sebesar Rp 19,75 miliar. Realisasi ini tumbuh 547% dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp 3,05 miliar. Angka penjualan pada tahun 2021 tumbuh signifikan dari sebelumnya Rp 82,89 miliar menjadi Rp 198,21 miliar.

Baca Juga: Jumlah Pengunjung Hotel dan Restoran Indo Boga (IBOS) Naik 25% Saat Lebaran 2022

Rudi memproyeksikan, berbagai catatan keuntungan tersebut berpotensi semakin meningkat lantaran pemerintah tengah serius dalam mendorong kesiapan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Indonesia yang kini tengah dikembangkan perseroan.

"Dengan mengestimasikan biaya investasi pembangunan SPKLU level 2 sebesar US$ 4,300 dan target kebutuhan SPKLU yang telah diproyeksikan oleh PLN pada 2021-2025, maka terdapat potensi proyek minimum sebesar US$ 203 juta untuk perusahaan, di luar potensi dari pihak swasta," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×