kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Semacom Integrated (SEMA) Optimistis Prospek Bisnis EBT Masih Menjanjikan


Senin, 10 Januari 2022 / 16:11 WIB
Semacom Integrated (SEMA) Optimistis Prospek Bisnis EBT Masih Menjanjikan
Jajaran direksi dan komisaris PT Semacom Integrated Tbk (SEMA) saat pencatatan perdana saham di Bursa Efek Indonesia, Senin (10/2/2022).


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Semacom Integrated Tbk (SEMA) optimistis prospek energi baru terbarukan (EBT) masih cukup cerah. Hal ini berkaca pada komitmen pemerintah yang menentukan porsi EBT sebesar 23% dalam bauran energi di 2025 dan akan naik menjadi sebesar 31% pada tahun 2050. Bahkan, pada 2060 ditargetkan sudah mencapai zero emisi karbon.

Direktur Utama SEMA, Rudi Hartono Intan mengatakan Indonesia memiliki potensi pengembangan EBT yang cukup cerah. Jika dibandingkan dengan negara lain, pengembangan EBT di Indonesia memang masih ketinggalan. Padahal, semua energi yang berbasis fosil harus segera digantikan. “Kita juga tidak punya pilihan karena energi fosil itu akan habis, mau tidak mau,” terang Rudi kepada Kontan.co.id, Senin (10/1).

Rudi meyakini, potensi energi baru terbarukan juga bisa berkembang dalam horizon jangka panjang. Hal inilah yang melatarbelakangi SEMA untuk merangsek masuk ke segmen EBT.

Sejak 2021, SEMA mulai masuk ke segmen EBT, dengan produk yang dihasilkan adalah baterai listrik lithium ion. Tahun ini, SEMA akan memproduksi solar panel dan inverter dengan menggandeng sejumlah partner.

Baca Juga: Tahun Ini, Lautan Luas (LTLS) Pasang Target Pendapatan Tumbuh 10%

Adapun pasar panel SEMA saat ini terdiri dari residensial, bangunan komersial, industri, dan infrastruktur. Namun, dari semua pelanggan tersebut, segmen industri mendominasi. 

Sementara untuk baterai lebih banyak diserap oleh sektor telekomunikasi, khususnya base transceiver station (BTS). “Sekarang BTS tidak memakai genset, tetapi memakai baterai untuk penyimpanan karena jauh lebih efisien,” pungkas Rudi.

SEMA juga membidik pasar mobil listrik dengan memberikan dukungan dalam membangun stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) dan stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU). 

Hal ini sejalan dengan misi pemerintah untuk mengembangkan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) atau battery electric vehicle untuk transportasi jalan, sebagaimana yang tertera dalam Peraturan Presiden (Perpres) Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×