kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.290.000   -15.000   -0,65%
  • USD/IDR 16.653   -5,00   -0,03%
  • IDX 8.164   -20,19   -0,25%
  • KOMPAS100 1.136   -7,73   -0,68%
  • LQ45 832   -5,41   -0,65%
  • ISSI 282   -1,61   -0,57%
  • IDX30 437   -3,69   -0,84%
  • IDXHIDIV20 503   -5,62   -1,10%
  • IDX80 128   -0,88   -0,68%
  • IDXV30 136   -1,98   -1,44%
  • IDXQ30 139   -1,42   -1,01%

Selisih pendapat di Eropa ikut menekan Wall Street


Selasa, 25 September 2012 / 06:40 WIB
Selisih pendapat di Eropa ikut menekan Wall Street
ILUSTRASI. Investasi yang lebih besar di sektor manufaktur merupakan syarat Indonesia jadi negara maju.


Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

NEW YORK. Indeks Standard & Poor's melanjutkan koreksi untuk hari ketiga, tadi malam (24/9). Ini merupakan penurunan dengan periode paling lama dalam tujuh pekan terakhir.

Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks S&P 500 turun 0,2% menjadi 1.456,89. Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,2% menjadi 13.558,92. Volume transaksi perdagangan terbilang sepi dengan melibatkan 5,5 miliar saham, atau 7,5% di bawah volume rata-rata tiga bulanan.

Saham-saham yang pergerakannya mempengaruhi bursa AS antara lain: Apple Inc yang turun 1,3%, Facebook Inc turun 9,1%, US Steel Corp turun 1,6%, Peabody Energy Corp turun 1,6%, dan Micron Technology Inc turun 1,6%.

Analis menilai, sentimen yang mempengaruhi bursa AS adalah selisih pendapat antar pemimpin Eropa mengenai cara penanganan krisis. Selain itu, ada pula data ekonomi China dan Jerman yang memberikan sinyal perlambatan.

"Tidak ada senjata ajaib untuk menangani krisis Eropa ini. Para politisi sudah mencoba untuk bersatu, namun belum juga ditemukan solusi yang pas. Tahun depan, pertumbuhan ekonominya akan sangat menyedihkan," papar Hayes Miler, head of asset allocation Baring Asset Management Inc di Boston.

Sekadar tambahan informasi, pasar saham global anjlok setelah Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Francois Hollande berselisih pendapat mengenai waktu pelaksanaan penyatuan perbankan Eropa.

Sementara, di China, hasil survei menunjukkan, indeks manufaktur dan para penjual ritel merasa pesimistis mengenai penjualan mereka dibandingkan tiga bulan lalu. Sedangkan di Jerman, indeks kepercayaan bisnis secara tidak terduga mencatatkan penurunan pada September lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×