kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Selepas tengah hari, harga minyak mentah WTI ambles 2% ke US$ 39,06 per barel


Senin, 26 Oktober 2020 / 13:03 WIB
Selepas tengah hari, harga minyak mentah WTI ambles 2% ke US$ 39,06 per barel
ILUSTRASI. Harga minyak terus melemah


Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak mentah sudah anjlok 2% pada perdagangan awal pekan ini. Sentimen negatif bagi harga emas hitam datang dari lonjakan infeksi Covid-19 di Amerika Serikat (AS) dan Eropa yang meningkatkan kekhawatiran atas pelemahan permintaan minyak mentah. Di sisi lain, prospek peningkatan pasokan juga terjadi.

Senin (26/10) pukul 12.45 WIB, harga minyak mentah jenis Brent kontrak pengiriman Desember 2020 turun 78 sen atau 1,9% menjadi US$ 40,99 per barel. 

Setali tiga uang, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman November 2020 melemah 79 sen atau 2% ke US$ 39,06 per barel. Sebelumnya, harga minyak WTI sempat jatuh lebih dari US$ 1, tak lama setelah perdagangan di mulai.

Pekan lalu, harga minyak Brent turun 2,7% dan WTI juga anjlok 2,5%. 

Baca Juga: Harga emas sentuh level terendah satu minggu karena penguatan dolar dan Covid-19

Koreksi pada harga minyak datang setelah AS kembali melaporkan jumlah tertinggi infeksi virus corona baru dalam dua hari hingga Sabtu. Lonjakan virus corona juga terjadi di Eropa, dengan Prancis mencatatkan kasus baru mencapai rekor lebih dari 50.000 pada hari Minggu (25/10). 

Di sisi penawaran, National Oil Corp Libya pada hari Jumat mengakhiri force majeure pada ekspor dari dua pelabuhan utama. Negara ini juga menyebut produksi minyak akan mencapai 1 juta barel per hari (bph) dalam empat minggu, peningkatan yang lebih cepat dari yang diperkirakan banyak analis.

OPEC+, juga akan meningkatkan produksi sebesar 2 juta barel per hari mulai Januari 2021 mendatang. Ini dilakukan setelah memangkas produksi dengan jumlah rekor di awal tahun ini.

"Kebangkitan kasus Covid-19 di Eropa dan Amerika Utara telah menghentikan pemulihan permintaan," kata ANZ Research dalam sebuah catatan.

"Jika kondisi pasar memburuk, (OPEC +) tidak akan punya pilihan selain menunda kenaikan kuota satu atau dua bulan pada pertemuannya pada 1 Desember," kata ANZ.

Presiden Rusia Vladimir Putin pekan lalu mengindikasikan bahwa ia mungkin setuju untuk memperpanjang pengurangan produksi minyak OPEC+.

Baca Juga: Harga minyak terus merosot hingga 1,6% pada Senin (26/10)

Di AS, perusahaan energi meningkatkan jumlah rig mereka sebanyak lima sehingga total menjadi 287 dalam seminggu hingga 23 Oktober. Ini jumlah terbanyak sejak Mei, kata perusahaan jasa energi Baker Hughes Co. Jumlah rig merupakan indikator pasokan di masa depan.

Namun, investor meningkatkan posisi beli bersih mereka di kontrak berjangka minyak mentah AS dan opsi selama seminggu hingga 20 Oktober, Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS mengatakan pada hari Jumat.

Selanjutnya: IHSG melesat ke 5.148 pada akhir sesi I hari ini, asing borong BMRI, ASII dan BBRI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×