kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Selasa pagi, rupiah menguat ke Rp 13.156


Selasa, 19 April 2016 / 10:23 WIB
Selasa pagi, rupiah menguat ke Rp 13.156


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk, Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Otot rupiah mengencang di hari ketiga di hadapan dollar Amerika Serikat (AS). Mengacu data Bloomberg Selasa (19/4), di pasar spot rupiah ke 13.156 per dollar AS atau menguat 0,11% dari sebelumnya Rp 13.170 per dollar AS pukul 10.04 WIB

Serupa, rupiah mengacu kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) ke level Rp 13.150 per dollar AS atau menguat 0,41% dari sebelumnya Rp 13.204 per dollar.

Lana Soelistianingsih, Ekonom Samuel Sekuritas menyebutkan rupiah mendapatkan sokongan dari sentimen domestik. Data Badan Pusat Statistis (BPS) menyampaikan bahwa indeks (koefisien) Gini turun dari 0,41 menjadi 0,4 pada September 2015. Semakin kecil indeks menunjukkan pemerataan pendapatan semakin membaik.

Data BPS menunjukkan kenaikan konsumsi pada K5 di bawah kenaikan konsumsi pada K1. Kenaikan konsumsi K1 tertolong bantalan sosial pemerintah seperti Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Kesejahteraan Sosial (KKS).

Sedangkan perlambatan konsumsi pada K5 terjadi karena potensi turunnya pendapatan kelompok seiring dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi yang membuat pemutusan hubungan kerja pada perusahaan-perusahaan.

"Indeks Gini menunjukkan perbedaan pendapatan antara 20% kelompok pendapatan rendah (K1) dengan 20% kelompok pendapatan tertinggi (K5)." jelasnya.

Sementara dari eksternal yang mempengaruhi pergerakan pasra hari ini adalah kondisi pasar obligasi China senilai US$ 3 triliun yang mulai menunjukkan tanda-tanda masalah.

Menurut Lana, obligasi korporasi china mencapai 165% dari PDB China yang hanya US$ 10,4 triliun. Kendati demikian, resiko pada pasar obligasi negeri tirau bambu tersebut masih relatif terjaga dan belum menciptakan kepanikan pasar saham global.

Hari ini, Lana memperkirakan nilai tukar rupiah berpeluang menguat di kisaran Rp 13.150- Rp 13.170 per dollar AS. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×