Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) berpotensi membuat pergerakan yield Surat Utang Negara (SUN) cenderung volatile dalam waktu dekat.
Sebagai pengingat, berdasarkan data Bloomberg, Senin (8/4) yield SUN seri acuan 10 tahun berada di level 7,61%. Sebelumnya di hari Jumat (5/4), yield SUN 10 tahun menyentuh level 7,54% yang merupakan level terendah sepanjang tahun ini.
Head of Fixed Income Fund Manager Prospera Asset Management Eric Sutedja menyampaikan, yield SUN berpeluang bergerak volatile di tengah kondisi pasar yang cenderung sepi jelang pemilu. “Transaksi obligasi berkurang selama masa pemilu,” ujar Eric, hari ini.
Sementara itu, Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia Fikri C. Permana bilang, kemungkinan besar pasar primer dan sekunder obligasi Indonesia akan sedikit sepi sampai dua minggu setelah pemilu berlangsung. Selama hal tersebut terjadi, volatilitas yield SUN akan sulit dihindari.
Walau volatile, potensi berkurangnya aktivitas transaksi ujung-ujungnya akan membuat rentang pergerakan yield SUN cenderung terbatas. “Untuk saat ini, rentang yield SUN 10 tahun paling realistis berada di level 7,5%-7,7%,” terang Fikri.
Level seperti itu dianggap masih cukup menarik bagi investor untuk masuk ke pasar obligasi Indonesia. Apalagi, fundamental ekonomi Indonesia masih terbilang stabil.
Namun, kembali lagi, ketidakpastian pemilu membuat sebagian investor memilih untuk menahan diri terlebih dahulu sebelum masuk ke pasar secara optimal.
Senada, Eric menyebut pemilu sebenarnya hanya sentimen jangka pendek saja sehingga tidak perlu terlalu dikhawatirkan oleh investor.
Level yield SUN 10 tahun terkini pun masih dinilai wajar bagi para investor jika berkaca pada posisi suku bunga acuan Bank Indonesia yang berada di level 6%. Sebab, investor bisa mendapat obligasi dengan harga yang masih murah, namun dengan potensi kenaikan yang optimal ketika suku bunga acuan benar-benar turun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News