kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.975.000   59.000   3,08%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Selain kendaraan listrik, ini faktor yang akan mendorong harga nikel ke depan


Sabtu, 16 Januari 2021 / 20:41 WIB
Selain kendaraan listrik, ini faktor yang akan mendorong harga nikel ke depan
ILUSTRASI. Smelter nikel PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) di Konawe, Sulawesi Tenggara,


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Handoyo

MIND ID akan bertanggung jawab untuk operasi hulu, Pertamina di bagian tengah (midstream) dan PLN di operasi hilir.

Di sisi lain, Tesla, sebagai pelopor manufaktur mobil kendaraan listrik, juga dalam tahap diskusi awal dengan pemerintah terkait potensi investasi untuk proyek-proyek ini. Dengan Indonesia saat ini memiliki sekitar 24% dari cadangan nikel global, proyek-proyek ini akan menempatkan Indonesia di garis depan revolusi kendaraan listrik.

Namun perlu diperhatikan bahwa jadwal proyek dan investasi ini belum ditentukan oleh pemerintah. “Kami berharap pembentukan holding dan pemilihan mitra akan selesai pada tahun 2021, sementara konstruksi mungkin baru dimulai paling cepat 2023,” tulis Tim Riset Sinarmas Sekuritas.

Meskipun demikian, proyek-proyek ini akan memberikan peluang pertumbuhan jangka panjang bagi industri nikel Indonesia, meskipun dalam jangka pendek, Sinarmas Sekuritas masih melihat adanya potensi kelebihan pasokan di  industri ini.

Sinarmas Sekuritas mempertahankan rating overweight di sektor ini, terutama karena risiko kelebihan pasokan jangka pendek yang berasal dari peningkatan output Nickel pig iron (NPI) dari Indonesia. Permintaan dari kendaraan listrik memang tetap kuat, tetapi kontribusinya  masih rendah saat ini.

Sementara itu, Sinarmas Sekuritas juga memperkirakan pertumbuhan permintaan baja tahan karat akan menjadi normal setelah belanja infrastruktur besar-besaran dari China terjadi pada akhir 2020.

NH Korindo Sekuritas Indonesia berekspektasi bahwa harga nikel akan berada pada rentang US$ 16.000- US$ 17.000 per ton tahun ini. Namun, jika dilihat kondisi sekarang yang tentunya sudah di luar ekspektasi, NH Korindo Sekuritas memproyeksikan kenaikan harga nikel tidak akan sesignifikan ini di awal tahun 2021.

Sementara Sinarmas Sekuritas mengasumsikan harga nikel berada di level US$ 16.000 di tahun ini dan US$ 15.500 untuk  2022. Risiko dari rating ini adalah kenaikan harga nikel yang lebih tingi dari perkiraan, tertundanya penyelesaian proyek NPI Indonesia,  dan pasokan bijih nikel dari Filipina yang lebih rendah dari perkiraan.

Selanjutnya: Mendag: Pemerintah terus perjuangkan kebijakan nasional di tingkat multilateral

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×