Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keran investasi asing di sektor telekomunikasi kini terbuka lebar sejalan dengan dihapuskannya sektor ini dari Daftar Negatif Investasi (DNI). Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 10 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal yang dikeluarkan pada 2 Februari 2021. Beleid ini merupakan instrumen pelaksanaan ketentuan Pasal 77 dan Pasal 185 huruf b Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
Dengan dikeluarkannya sektor telekomunikasi dari DNI, maka para investor asing dapat melakukan penyertaan langsung alias foreign direct investor (FDI) ke sektor ini. Bahkan, dalam beleid terbaru ini banyak sektor usaha di bidang telekomunikasi yang tadinya ada pembatasan kepemilikan asing menjadi terbuka, salah satunya adalah sektor menara telekomunikasi.
Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony menilai, sektor menara telekomunikasi memang menarik untuk menjadi lahan investasi. Mengingat, layanan telekomunikasi telah menjadi kebutuhan masyarakat saat ini sehingga prospek bisnis ini ke depannya tergolong cerah.
Bertambahnya pengguna internet dan tingginya permintaan data di Indonesia serta adanya pengembangan jaringan ke 5G juga menjadikan bisnis ini semakin dibutuhkan. Menurut Chris, sektor menara tidak terlepas dari perkembangan teknologi ini.
Baca Juga: Sarana Menara Nusantara (TOWR) bukukan pendapatan Rp 7,45 triliun sepanjang 2020
Chris juga melihat, peluang investor asing untuk masuk ke bisnis ini, baik lewat pasar modal maupun penyertaan langsung sangat terbuka lebar. "Sinyal tersebut terlihat dari saham PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) yang beberapa bulan lalu masuk ke indeks MSCI dan pada rebalancing bulan Mei ini, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) juga diisukan akan masuk ke indeks yang biasanya menjadi acuan investor asing tersebut," kata Chris saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (4/5).
Analis Reliance Sekuritas Anissa Septiwijaya juga menilai, prospek bisnis menara telekomunikasi ke depannya masih positif. Pasalnya, dia melihat adanya kebutuhan infrastruktur yang kuat seiring dengan besarnya permintaan layanan data dan persiapan operator seluler untuk mengembangkan jaringan 5G.
Baca Juga: Pendapatan tahun lalu tumbuh mini, ini rencana bisnis Telkom (TLKM) ke depan