kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sektor Properti Industri Diproyeksikan Cerah, Begini Rekomendasi Saham SSIA


Selasa, 27 Februari 2024 / 16:01 WIB
Sektor Properti Industri Diproyeksikan Cerah, Begini Rekomendasi Saham SSIA
ILUSTRASI. Suryacipta Square di Karawang Foto: Dok. Surya Semesta Internusa


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja sektor properti diproyeksi cerah di tahun 2024. Hal itu pun diprediksi akan mengerek kinerja PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) di tahun ini.

Analis CLSA Sekuritas Indonesia Jonathan Mardjuki mengatakan, prospek kawasan industri lebih menjanjikan pasca pemilu. Sebab, banyak perkembangan positif dari kawasan industri Indonesia.

Setelah Pilpres 2024 diproyeksikan berlangsung satu putaran dan berlangsung damai, banyak perusahaan kecil di kawasan industri akan menjadi sorotan.

“Sebab, ada potensi kenaikan investasi dari investor dalam negeri dan asing. Pemerintah memproyeksikan kenaikannya sebesar 16% secara tahunan di tahun 2024,” ujarnya dalam riset terbaru CLSA Sekuritas Indonesia tertanggal 22 Februari 2024.

Baca Juga: Cermati Rekomendasi Saham ACES dan ERAA Menjelang Bulan Ramadan

Optimisme itu, kata Jonathan, juga berasal dari perspektif yang lebih luas. Sebab, negara-negara ASEAN tengah menjadi negara tujuan investasi yang menarik.

Negara-negara ASEAN menerima aliran masuk dana asing lebih dari US$ 200 miliar pada tahun 2022, dengan pangsa pasar sebesar 17% secara global. 

“Indonesia pun menjadi juara kedua di ASEAN dengan aliran masuk dana asing terbesar di tahun 2022,” ungkapnya.

Saat ini, wilayah Jawa Barat masih menjadi pusat primadona investasi. Namun, banyak investor mulai melirik daerah lain, seperti Jawa Timur.

Johannes menuturkan, wilayah Jabodetabek memang tetap menjadi pusat kawasan industri selama 30-40 tahun terakhir, tetapi kini perhatian investor sudah beralih ke seluruh Pulau Jawa.

“Penjualan lahan industri di Jabodetabek mengalami stagnasi selama beberapa tahun terakhir. Tetapi, di wilayah lain tumbuh cukup tinggi,” tuturnya.

Menurut Jonathan, transisi dari ketergantungan pada Jabodetabek ke wilayah Jawa lainnya akan memakan waktu.  Namun, dengan sudah berakhirnya pemilu, sudah ada kepastian kelanjutan infrastruktur dari pemerintahan selanjutnya.

Jonathan melihat, kinerja SSIA akan terkerek dengan sejumlah sentimen positif tersebut. Sebab, SSIA memiliki Kawasan Industri Subang SSIA di Jawa Barat.

 

Baca Juga: Sambut Ramadan, Simak Rekomendasi Saham Pilihan Analis yang Bisa Dikoleksi

Selain itu, pembangunan infrastruktur menuju dan keluar Kawasan Industri Subang ini tengah dibangun.

“Dimulainya pembangunan jalan tol sepanjang 40 km dari Subang - Patimban akan menjadi game changer yang akan membuka jalan bagi investor untuk mulai berinvestasi di Subang,” tuturnya.

Subang juga sering dicap sebagai kota industri otomotif terbaru. Di sisi lain, pasar otomotif akan mengalami peningkatan, sehingga akan mengerek permintaan lahan di Subang dari industri ini.

Jonathan pun merekomendasikan beli untuk saham SSIA dengan target harga Rp 630 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×