kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sektor properti diprediksi sedikit pulih di semester II-2020


Rabu, 05 Agustus 2020 / 16:33 WIB
Sektor properti diprediksi sedikit pulih di semester II-2020
ILUSTRASI. Pembangunan perumahan di Bogor, Minggu (26/7). Kinerja sektor properti turun sepanjang semester I-2020.


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Hal ini didukung oleh pulihnya pendapatan berulang (recurring income) pengembang properti dari pembukaan pusat belanja dan hotel meski kapasitas di pusat belanja hanya sekitar 50% dari kapasitas normal. Selain itu, Joey juga melihat adanya promo dan peluncuran produk baru yang lebih agresif dari para pengembang properti di semester II-2020. Apalagi bunga KPR lebih rendah akibat penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). 

"Prospek kinerja lebih baik didukung juga oleh strategi para developer yang fokus pada peluncuran produk-produk baru yang mempunyai harga terjangkau sekitar Rp 2 miliar yang permintaannya lebih resilient karena dibeli untuk dipakai atau end user," jelas Joey kepada Kontan.co.id, Rabu (5/8). 

Baca Juga: Laba bersih PP Properti (PPRO) di semester I-2020 anjlok 67% menjadi Rp 51,38 miliar

Dengan kondisi tersebut, Joey masih merekomendasikan saham CTRA dan DMAS. Menurut dia, saat ini simpanan pendapatan CTRA masih cukup banyak yaitu sebesar Rp 12 triliun atau setara 2,3x dari revenue multiple. Selain itu CTRA memiliki proyek yang cukup tersebar berada di 75 lokasi dalam 33 kota yang mengurangi risiko pada area tertentu saja. 

Dari segi nilai properti yang dijual, CTRA juga memiliki portofolio di bawah Rp 2 miliar yang paling banyak yaitu sekitar 73%. Sedangkan BSDE hanya 71% dan SMRA hanya 68%. "Disertai tingkat utang yang baik dengan net gearing 32% dari rata-rata sektor 43%," imbuh Joey. 

Baca Juga: Ini cara pemerintah pulihkan lagi sektor perumahan

DMAS juga dinilai memiliki simpanan pendapatan yang cukup yaitu sekitar Rp 1,4 triliun, dan diperkirakan sekitar 70% bakal diakui di tahun ini. Di sisi lain DMAS juga tidak memiliki utang sama sekali alias zero-debt. "Memiliki landbank terbesar yang sepenuhnya dikuasai di Jawa Barat sekitar 1.200 hektare membuat mereka bisa mengakomodasi kebutuhan penjualan lahan di atas 30 hektare," ujar Joey. 

Adapun dalam satu tahun ke depan Joey menargetkan harga saham CTRA mencapai Rp 1.000 dan DMAS mencapai Rp 300 per saham. Rabu (5/8), harga CTRA ditutup pada level Rp 650 per saham dan DMAS pada level Rp 230 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×