Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) telah memberikan relaksasi loan to value (LTV) 100% untuk kredit properti. Kementerian Keuangan juga telah mengumumkan stimulus pajak untuk sektor properti segmen residensial di bawah Rp 5 miliar yang berlaku efektif pada Maret-Agustus 2021.
Analis Maybank Kim Eng Sekuritas Aurellia Setiabudi dan Isnaputra Iskandar dalam risetnya menjelaskan, relaksasi ini akan berdampak positif pada PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), dan PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR). "Ketiganya memiliki inventori siap jual yang telah terbangun paling banyak," jelas Aurellia.
CTRA tercatat memiliki 2.290 unit yang diprediksi menyumbang pra penjualan (marketing sales) sebesar 38% di tahun ini. LPKR memiliki 2.225 unit yang diperkirakan menyumbang 79% marketing sales 2021. Sedangkan PWON memiliki 2.300 unit yang diperkirakan menyumbang 154% marketing sales 2021.
Stimulus LTV 100% ini berarti dana untuk mengambil kredit properti 100% ditanggung oleh bank. Sedangkan mekanisme pemberian insentif pajak pertambahan nilai (PPN) di sektor properti adalah 100% ditanggung pemerintah atas rumah tapak atau susun dengan harga jual paling tinggi Rp 2 miliar dan 50% ditanggung pemerintah untuk rumah tapak atau susun dengan harga di atas Rp 2 miliar hingga Rp 5 miliar.
Baca Juga: IHSG melemah ke 6.309 pada Selasa (16/3), net sell asing Rp 257 miliar
Pengurangan ini berarti memberikan diskon 4,5% hingga 9,1% untuk properti yang dibeli dengan nilai hingga Rp 5 miliar per unit. Insentif PPN tersebut tidak berlaku untuk properti yang tidak dibangun. Adapun per orang hanya diperbolehkan membeli satu properti dan menahannya selama setahun.
Dengan adanya stimulus tersebut, Aurellia berharap agregat marketing sales bisa tumbuh dua digit pada 2021 dan 2022. Dia memperkirakan, kenaikan paling tinggi dipegang oleh PWON yang diprediksi naik 45% di 2021 terkait dengan rencana peluncuran beberapa proyek di tahun ini. Sedangkan LPKR dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) diperkirakan akan tumbuh paling lambat karena keduanya mencatat kenaikan marketing sales paling tinggi di 2020.
Aurellia dan Isnaputra memprediksi marketing sales dari enam pengembang bakal tumbuh sekitar 13% di tahun ini dan 11% di 2022. Enam pengembang tersebut adalah PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), BSDE, CTRA, LPKR, dan PWON.
Baca Juga: Gara-Gara Tertekan Pandemi, Dividen Bank BUMN Menyusut
Hal ini didorong oleh kebijakan yang menguntungkan sektor ini dan mayoritas perbankan akan terus agresif menyalurkan KPR. "Sektor ini saat ini diperdagangkan dengan diskon 64% terhadap RNAV rata-rata 5 tahun dan 1 kali price to book value pada proyeksi 2021, sedikit di atas -1 standard deviasi rata-rata lima tahun," ujar Isnaputra.
Dengan banyaknya stimulus untuk sektor properti, Maybank Kim Eng melihat adanya potensi valuasi yang lebih tinggi sejalan dengan dampak positif pada penjualan properti. Pilihan utama Maybank Kim Eng jatuh pada saham PWON didukung dengan pemulihan yang kuat pada segmen pengembangan properti dan pendapatan dari sewa di 2021.
Saham PWON direkomendasikan beli dengan target harga Rp 650. Pada perdagangan Selasa (16/3) harga PWON ditutup pada level Rp 590. Maybank Kim Eng Sekuritas juga merekomendasikan beli untuk saham CTRA dengan target harga Rp 1.200, serta merekomendasikan hold saham LPKR.
Baik saham PWON dan LPKR juga diprediksi bakal memberikan yield dividen sebesar 0,9% di tahun 2021 ini.
Baca Juga: Ada insentif PPnBM, ini rekomendasi untuk saham emiten properti
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News