kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Ada insentif PPnBM, ini rekomendasi untuk saham emiten properti


Senin, 15 Maret 2021 / 07:45 WIB
Ada insentif PPnBM, ini rekomendasi untuk saham emiten properti
ILUSTRASI. Penjualan rumah Summarecon Agung (SMRA) .


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi pandemi virus corona (Covid-19) yang belum usai dan proses pemulihan ekonomi masih dilakukan pemerintah Indonesia. Kondisi saat ini masih belum dapat kembali normal bagi sektor properti yang tahun kemarin mengalami penurunan cukup tajam.

Untuk memberikan angin segar bagi kondisi properti, pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk relaksasi PPnBM yang akan memangkas pajak pembelian barang mewah hingga 100%. 

Relaksasi ini diperuntukkan bagi penjualan unit hunian rumah susun dengan nilai jual sampai dengan Rp 2 miliar dan 50% bagi hunian yang memiliki nilai jual di atas Rp 2 miliar sampai Rp 5 miliar. Selain itu, ada insentif uang muka nol persen untuk kredit perumahan rakyat (KPR) untuk unit ready stock.

Kebijakan ini melengkapi dari empat kebijakan yang sudah dilaksanakan oleh Kementerian PUPR di sektor perumahan, yakni fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebesar Rp 16,66 triliun untuk 157.500 unit, Subsidi Selisih Bunga (SSB) sebesar Rp 5,96 triliun, Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM) sebesar Rp 630 miliar untuk 157.500 unit, dan Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT).

Menurut Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Chris Apriliony, hal ini akan berdampak pada emiten properti, karena penjualan akan mengalami kenaikan, dan hingga saat ini, kinerja juga menjadi lebih baik dengan adanya relaksasi PPnBM. 

Baca Juga: Insentif properti dorong penjualan hunian milik CTRA dan PWON

“Secara umum penjualan dari properti sendiri terlihat cukup baik, dengan kenaikan marketing sales yang cukup signifikan dibandingkan dengan tahun lalu,” ujar Chris.

Hal ini didukung oleh hasil riset yang dilakukan oleh Henry Wibowo, Head of Indonesia Research & Strategy untuk JP Morgan pada 9 Maret, yang menyebut marketing sales Summarecon Agung (SMRA) di bulan Februari lalu mencapai Rp 725 miliar. Ini membuat pra penjualan perusahan tersebut naik 43% secara Month-over-Month (MoM) dan year on year (yoy) naik 175%. 

Berdasarkan riset analis Aurellia Setiabudi dari Maybank Kim Eng, beberapa emiten properti akan mengalami kenaikan dengan adanya kebijakan relaksasi PPnBM, menurutnya CTRA, LPKR, dan PWON memiliki cadangan properti yang tinggi, yang siap untuk dijual. 

Dari riset tersebut diperkirakan aggregate presale dari ketiga emiten ini akan mengalami kenaikan sampai double-digit di tahun 2021 sampai 2022, dengan PWON sebagai yang tertinggi di 45% YoY di tahun 2021. Lanjutnya, bank-bank besar akan melanjutkan agresivitasnya untuk memberikan kredit perumahan rakyat, dikarenakan adanya kebijakan ini.

Chris juga memperkirakan bahwa penjualan properti di tahun ini seharusnya dapat kembali menguat seiring dengan membaiknya ekonomi, yang didukung dengan vaksinasi dan adanya kebijakan relaksasi PPnBM, yang saat ini gencar dilakukan oleh pemerintah Indonesia.

PT Pakuwon Jati Tbk (PWON)

PWON menyambut positif kucuran insentif dari pemerintah untuk sektor properti. Insentif ini dianggap akan menjadi daya dorong tambahan bagi sektor properti, selain faktor tingkat suku bunga kredit perumahan rakyat (KPR) yang rendah. PWON akan memanfaatkan momentum ini untuk mendongkrak penjualan di tahun ini dengan menyiapkan promo menarik untuk pelanggannya.

Analis Aurellia Setiabudi dan Isnaputra Iskandar dari Maybank Kim Eng merekomendasikan beli saham PWON dengan target harga Rp 650 per saham.