kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.907.000   -4.000   -0,21%
  • USD/IDR 16.212   -17,00   -0,10%
  • IDX 6.865   -12,86   -0,19%
  • KOMPAS100 999   -3,55   -0,35%
  • LQ45 764   -2,07   -0,27%
  • ISSI 226   -1,00   -0,44%
  • IDX30 393   -1,12   -0,29%
  • IDXHIDIV20 455   -0,68   -0,15%
  • IDX80 112   -0,32   -0,28%
  • IDXV30 114   0,03   0,02%
  • IDXQ30 127   -0,74   -0,58%

Sektor perbankan makin sulit memetik bunga margin


Senin, 07 Februari 2011 / 11:00 WIB
ILUSTRASI. Ilustrasi belanja online


Reporter: Raka Mahesa W, KONTAN | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia, Jumat (4/2), menaikkan bunga acuan 25 basis poin (bps) menjadi 6,75%. Ini merupakan kali pertama BI rate naik dalam 18 bulan terakhir.

Kenaikan BI rate tentu berimbas terhadap perbankan. Kenaikan bunga acuan biasanya dibuntuti peningkatan bunga penjaminan simpanan perbankan. Jika Lembaga Penjamin Simpanan mengerek bunga, tentu biaya pendanaan bank akan meningkat. Dalam jadwal terkininya, LPS akan menentukan bunga penjaminan terbaru pada Rabu esok.

Para analis memperkirakan bunga penjaminan bisa naik berkisar 0,25%-0,5%. "Bunga deposito bisa naik menjadi 7,25%-7,5%, tergantung kebijakan LPS nanti," kata Irwan Ariston Napitupulu, pengamat pasar modal.

Imbas kenaikan bunga penjaminan memang tak merata terhadap seluruh bank. Robby Hafil Analis Sucorinvest Central Gani menjelaskan, bank yang memiliki porsi dana mahal lebih besar daripada dana murah, yang pasti akan menanggung imbas terburuk.

Di antara emiten perbankan yang ada di Bursa Efek Indonesia, bank yang mengandalkan dana mahal di antaranya adalah PT Bank Danamon Tbk (BDMN). "Per akhir kuartal III 2010, tabungan dan giro hanya 39% dari total dana pihak ketiga (DPK) Danamon," kata Robby. Sebanyak 61% DPK BDMN berupa deposito.

Sedangkan, bank yang memiliki komposisi sebaliknya adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Di bank tersebut, 75% dana berasal dari tabungan dan giro. Hanya 25% DPK BBCA berupa deposito.

Tergantung LDR

Di saat biaya pendanaan naik, tantangan terbesar pengelola bank adalah menjaga margin. Tidak semua bank bisa serta merta menaikkan bunga kredit mengimbangi peningkatan biaya pendanaan.

Joseph dan Robby sepakat, bank yang mengandalkan sektor korporasi yang paling sulit melakukan penyesuaian. Alasan mereka, sektor korporasi bisa mencari sumber dana lain yang lebih murah, seperti menerbitkan obligasi.

Analis Bahana Securities Teguh Hartanto menambahkan, loan to deposit ratio (LDR) juga menentukan efek kenaikan bunga pendanaan. Bank yang punya LDR di atas rata-rata industri, yaitu 78%, bakal kerepotan dengan kenaikan biaya dana. Sedang bank dengan LDR di bawah rata-rata tidak terpengaruh kenaikan biaya dana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×