kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,35   -6,99   -0.75%
  • EMAS1.321.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sektor manufaktur ditopang industri barang konsumsi


Senin, 20 April 2020 / 20:33 WIB
Sektor manufaktur ditopang industri barang konsumsi


Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa wilayah di Indonesia untuk mengerem penyebaran pandemi Covid-19. Penerapan PSBB ini  berpengaruh signifikan terhadap industri manufaktur Indonesia. 

Berdasar catatan Kontan.co.id, survei IHS markit menunjukan Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia pada bulan Maret 2020 sebesar 45,3. Padahal pada bulan Februari, PMI manufaktur masih berada di atas level 50 yakni 51,0. 

"Wajar sekali, China pun awal ketika lockdown PMI manufakturnya di bawah 50," kata Head of Investment Research PT Infovesta Utama Wawan Hendrayana ketika dihubungi Kontan.co.id, Senin (20/4). 

Baca Juga: Sektor manufaktur lesu, bagaimana nasib sahamnya?

IHS markit memprediksi pelemahan masih akan terjadi di kuartal II tahun ini. Asal tahu saja, pada kuartal I 2020 rata-rata PMI manufaktur sebesar 48,8. 

Lebih lanjut Wawan menjelaskan di tengah manufaktur yang diproyeksi masih akan menurun ke depan, saham-saham sektor barang konsumsi diprediksi masih memiliki prospek yang baik. 

"Produsen makanan seperti INDF, UNVR, dan ICBP malah bisa bertahan," tambah Wawan. 

Secara year to date, ketiga saham itu memang terkoreksi, tetapi tidak sedalam IHSG yang mencapai  27,63%. 

Di luar sektor barang konsumsi, saham lain yang menarik adalah PT Astra International Tbk (ASII). 

Dengan catatan, ASII menarik untuk investasi jangka panjang karena harganya sudah sangat murah. Asal tahu saja, secara year to date saham ASII sudah terkoreksi hingga 46,82% menjadi Rp 3.720

"Untuk level sekarang PBV-nya sudah di bawah satu, itu sangat murah untuk ASII," imbuhnya. 

Asal tahu saja, indeks sektor manufaktur sejak awal tahun hingga penutupan perdagangan Senin (20/4) terkoreksi 26,54%. Adapun indeks ini mencerminkan kinerja harga seluruh saham di  tiga sektor yaitu Industri Dasar dan Kimia, Aneka Industri, dan Industri Barang Konsumsi. 

Baca Juga: Ekonom Indef ini nilai BKPM telah gagal datangkan investasi, ini penyebabnya

Melihat pergerakan saham per sub sektornya, sektor aneka industri terlihat menurun paling dalam hingga 41,62%. Setelahnya disusul oleh sektor industri dasar dan kimia yang menurun hingga 33,85% ytd. Penurunan paling mini memang dicatatkan oleh sektor barang konsumsi hingga 16,96% ytd. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×