Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor kosmetik pada paruh pertama tahun ini sedang kurang cantik, tercatat bahwa rata-rata pendapatannya merosot hingga 13,14% year on year (yoy) dan labanya pun minus hingga 83,73% yoy sejumlah analis menilai saat ini kosmetik sulit berkembang karena persaingan dengan produk impor.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto menjelaskan produk kosmetik dalam negeri tertekan dengan produk impor yang harganya lebih murah sehingga konsumen tentu beralih ke produk yang lebih pas di kantong.
Baca Juga: Sudah terkoreksi karena perang dagang, defisit neraca berjalan tak pengaruhi IHSG
“Kosmetik agak sulit untuk berkembang dari persaingan, kecuali mereka berhasil meningkatkan brand awareness dengan iklan dan sponsor,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (9/8).
Menyoal salah satu strategi yang digunakan emiten kosmetik yakni menambah varian produknya, menurut William kemungkinan kecil akan berpengaruh. William bilang emiten kosmetik bisa mempelajari contoh dari perusahaan sejenis yang lebih laris produknya.
Tapi lagi-lagi, produk kecantikan menurut William semua fungsinya sama dan yang diadu adalah harga serta brand awareness-nya.
William mengatakan ada kemungkinan jika impor dibatasi pada paruh kedua tahun ini keadaannya bisa lebih membaik.
Baca Juga: BI optimistis dana asing tetap mengalir ke pasar domestik dalam jangka panjang
Kendati demikian, momentum di sepanjang paruh kedua tahun ini belum bisa mendongkrak kinerjanya. William memberikan contoh event seperti Indonesia Beauty Expo yang diselenggarakan pada April lalu tidak berhasil mengerek kinerja emiten. Malahan hasilnya menurun.
Jadi menurut William dari segi sentimen belum ada yang mendukung kenaikan emiten-emiten di sektor kecantikan.