kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sektor industri dasar dan kimia jadi jawara di bulan Juli, sektor tambang masih keok


Rabu, 31 Juli 2019 / 20:56 WIB
Sektor industri dasar dan kimia jadi jawara di bulan Juli, sektor tambang masih keok


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks saham sektor industri dasar dan kimia menjadi jawara di bulan Juli 2019. Dalam satu bulan terakhir, indeks tersebut bergerak naik 7,73% ke level 837,37.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menjelaskan, pergerakan indeks tersebut dikendalikan oleh saham-saham yang memiliki bobot besar terhadap indeks. Dia menyebut saham yang mempengaruhi indeks tersebut adalah BRPT, TPIA, ALMI, TKIM, MLIA, JPFA, dan CPIN

"Secara teknikal penguatan berpotensi berlanjut," jelas William saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (31/7). 

Baca Juga: Indeks sektor industri dasar dan kimia berkinerja apik sebulan ini, kenapa?

Misalnya, BRPT dalam satu bulan terakhir mencatat kenaikan harga hingga 14,79%, sedangkan TPIA naik hingga 28,06%. Meskipun kinerja emiten-emiten terebut terbilang bagus, William lebih merekomendasikan saham JPFA dan BRPT dengan target harga masing-masing Rp 1.800 dan Rp 4.000. "Mereka teknikalnya bagus, uptrend," jelas dia. 

Berbalik arah, justru indeks sektor pertambangan menempati posisi paling rendah pada Juli 2019. Sektor tersebut turun hingga 4,63% ke level 1.635,93. William menyebut, penyebabnya adalah tekanan harga komoditas. "Hal ini jelas membuat investor memilih untuk meninggalkan sektor ini," jelas dia. 

Baca Juga: IHSG menguat 0,21% di akhir perdagangan Rabu (31/7)

Dia melihat, indeks sektor pertambangan utamanya tertekan karena penurunan pada saham PTBA, ITMG dan ADRO. Dalam satu bulan harga PTBA turun 8,67% ke level Rp 1.270, ITMG turun 2,6% ke level Rp 16.825 dan ADRO turun 6,62% ke level Rp 1.270. 

Vice President Research Artha Sekurittas Frederik Rasali juga mengatakan hal senada. Menurutnya sektor tambang masih tertekan karena penurunan harga batubara yang belum pulih. Sejak awal tahun, harga batubara Newcastle merosot ke level US$ 73,55 per ton dari US$ 95,90 per ton.

"Kedua juga permintaan batubara di dunia masih cukup lambat sehingga menekan performa perusahaan batubara pada umumnya," jelas dia. 

Adapun saham yang memiliki peran ikut menekan indeks sektor tambang menurut Frederik adalah ADRO, PTBA, dan UNTR. Ke depan, investor perlu mencermati kinerja keuangan emiten tersebut terutama pada pos penjualan dan margin laba. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×