Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. IDX Value30 (IDXV30) menjadi indeks saham dengan penurunan paling dalam. Di tengah tren penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), laju IDXV30 masih tertinggal dengan kinerja minus 5,99% sejak awal tahun 2023.
Pelemahan IDXV30 hanya kalah dari Jakarta Islamic Index yang ambles 6,33% secara year to date (YTD). Meski begitu, IDXV30 sempat menunjukkan perlawanan dengan melonjak paling tinggi di antara indeks yang lain, naik 1,28% pada awal pekan ini, Senin (24/7).
Sayangnya pada perdagangan Selasa (25/7) IDXV30 kembali terpeleset, turun 0,76%. Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina mengamati, dengan porsi dominan dalam pembobotan indeks, pergerakan saham-saham energi dan komoditas menyetir arah IDXV30.
Ketika harga saham energi dan komoditas mulai rebound, IDXV30 ikut terangkat.
"Mengingat mulai adanya rebound di harga komoditas, IDXV30 berpotensi melanjutkan penguatan. Namun perlu diingat karena harga komoditas ini cenderung fluktuatif, maka ada kemungkinan IDXV30 akan bergejolak," kata Martha kepada Kontan.coid, Selasa (25/7).
Baca Juga: Ini Rekomendasi Saham Legendaris yang Dinilai Cocok untuk Investasi Jangka Panjang
Sepanjang tahun berjalan ini, saham-saham energi dan tambang mendominasi jajaran top losers dengan penurunan paling dalam di IDXV30. Di antaranya ada PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Indika Energy Tbk (INDY), PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).
Hanya saja, tak semua saham energi dan tambang berkinerja negatif. Ada juga yang punya capaian apik dan menempati jajaran top gainer IDXV30, yakni PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) dan PT Elnusa Tbk (ELSA). Selain itu, ada PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) yang sedang melejit.
Sedangkan saham jawara di IDXV30 adalah PT Gudang Garam Tbk (GGRM), yang mengalami lonjakan harga 57,78% secara YTD. Sekadar mengingatkan, IDX Value30 merupakan indeks yang mengukur kinerja dari 30 saham yang memiliki valuasi harga rendah dengan mempertimbangkan likuiditas transaksi serta kinerja keuangannya.
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori, Arjun Ajwani menyampaikan saham energi mendominasi IDXV30 karena secara valuasi masih terbilang murah dengan price to earnings ratio (PER) dan price to book value (PBV) yang cukup rendah. Sayangnya, mayoritas saham energi tahun ini terkena rotasi sektor, terseret harga komoditas global yang menukik tajam.
Momentum Koleksi
Catatan Arjun, untuk jangka pendek para traders bisa memanfaatkan momentum penguatan harga komoditas, terutama minyak mentah yang mengalami rally sejak awal bulan ini. Menurut Arjun, ada potensi kelanjutan rebound harga minyak mentah pada semester II-2023, setidaknya dalam jangka pendek.
Kondisi ini bisa meniupkan angin segar bagi emiten energi, khususnya yang terkait migas. "Harga saham mereka sudah anjlok cukup banyak sebelumnya, sekarang masih ada potensi untuk kelanjutan teknikal rebound," kata Arjun.
Arjun melihat gerak naik saham energi menjadi pendongkrak IDXV30 yang dalam periode sebulan terakhir sedang reli, mencetak return sekitar 5%. Dus, dengan potensi kenaikan harga dari momentum yang sedang kuat, Arjun merekomendasikan saham MEDC, ELSA, dan PGAS dengan target harga masing-masing di Rp 1.115, Rp 400, dan Rp 1.455.
Baca Juga: Laju Indeks LQ45 Lambat, Ini Saham-Saham yang Jadi Biang Kerok
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menambahkan, secara teknikal pergerakan IDXV30 sedang berada di fase uptrend dalam jangka menengah. Hanya saja, secara jangka pendek akan rawan terkoreksi terlebih dulu.
Saran Herditya, pilih saham-saham yang juga berpotensi bergerak di fase uptrend seperti MEDC, PGAS, ADRO, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dan PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA). Sedangkan Martha menjagokan saham PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News