kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.234.000   12.000   0,54%
  • USD/IDR 16.649   -57,00   -0,34%
  • IDX 8.061   -62,18   -0,77%
  • KOMPAS100 1.116   -6,99   -0,62%
  • LQ45 794   -8,46   -1,05%
  • ISSI 281   -0,59   -0,21%
  • IDX30 416   -5,26   -1,25%
  • IDXHIDIV20 474   -4,96   -1,04%
  • IDX80 123   -1,09   -0,88%
  • IDXV30 132   -1,66   -1,24%
  • IDXQ30 131   -1,19   -0,90%

Sejumlah Emiten Ramai Terbitkan Surat Utang, Cermati Rekomendasi Sahamnya


Selasa, 30 September 2025 / 19:19 WIB
Sejumlah Emiten Ramai Terbitkan Surat Utang, Cermati Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. Suasana di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin, (22/09/2025). Dalam sebulan terakhir, penerbitan surat utang emiten tampak cukup semarak. Analis melihat, sejumlah emiten tengah memanfaatkan momentum tren penurunan suku bunga acuan. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/22/09/2025


Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam sebulan terakhir, penerbitan surat utang emiten tampak cukup semarak. Analis melihat, sejumlah emiten tengah memanfaatkan momentum tren penurunan suku bunga acuan.

Tengok saja PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP). Emiten kertas ini hendak menawarkan tiga surat utang berbeda dengan total target himpunan dana senilai Rp 5,26 triliun. 

Pertama, ada Obligasi Berkelanjutan V Indah Kiat Pulp and Paper Tahap V Tahun 2025 dengan jumlah pokok Rp 3,94 triliun. Kedua, ada Sukuk Mudharabah Berkelanjutan IV Indah Kiat Pulp and Paper Tahap V Tahun 2025 dengan total dana sebesar Rp 1,10 triliun. Ketiga, terdapat obligasi USD Berkelanjutan II Indah Kiat Pulp and Paper Tahap IV Tahun 2025 dengan jumlah pokok sebesar US$ 12,51 juta.

Dana hasil obligasi rupiah sekitar Rp 1,57 triliun akan digunakan INKP untuk membayar sebagian utang dalam mata uang rupiah berupa pembayaran angsuran pokok pinjaman dan/atau bunga bank. Sisanya akan digunakan untuk modal kerja. Penggunaan ini juga akan sama dengan tujuan penghimpunan sukuk tersebut.

Sementara itu, sekitar US$ 7,51 juta yang diperoleh dari penawaran obligasi USD akan dipakai INKP untuk pembayaran sebagian utang dalam mata uang USD berupa pembayaran angsuran pokok pinjaman dan/atau bunga bank. Pun, dana yang tersisa akan digunakan untuk modal kerja.

Baca Juga: Indah Kiat (INKP) Akan Terbitkan Obligasi Rp 5,26 Triliun, Simak Rekomendasi Sahamnya

Tak mau kalah, PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) juga hendak melanjutkan program Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi Berkelanjutan I dengan menerbitkan Obligasi Tahap II Tahun 2025 senilai maksimal Rp 500 miliar.

Seluruh dana yang dihimpun akan digunakan untuk modal kerja, seperti pembelian batu bara untuk perdagangan, pembayaran pemasok, distribusi, gaji karyawan, jasa profesional, hingga kewajiban perpajakan.

Dari sektor perbankan, ada PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) yang akan menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Bank Jatim Tahap I Tahun 2025 dengan nilai maksimal Rp 2 triliun. Hasil dana dari obligasi ini bakal digunakan BJTM untuk memperkuat struktur pendanaan dan mendukung rencana ekspansi bisnis.

Kemudian, PT Bank Victoria International Tbk (BVIC) juga mau menerbitkan Obligasi Berkelanjutan IV Bank Victoria Tahap II Tahun 2025 dengan jumlah pokok sebesar Rp 750 miliar. Dana yang diraup akan digunakan perusahaan untuk modal kerja dalam rangka pengembangan usaha, khususnya pemberian kredit.

Dari perusahaan sekuritas, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM) tercatat akan menjajakan obligasi senilai Rp 500 miliar. Surat utang ini merupakan bagian dari obligasi berkelanjutan II dengan target himpunan dana senilai Rp 2 triliun.

Setelah dikurangi biaya-biaya emisi, dana yang dikantongi bakal digunakan emiten Boy Thohir itu untuk modal kerja.

Baca Juga: Pasar Obligasi Tanah Air Menikmati Reli pada Tahun 2025, Begini Prospeknya ke Depan

Community and Retail Equity Analyst Lead PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Angga Septianus melihat, tren penurunan suku bunga acuan membuat penerbitan surat utang jadi lebih ramai akhir-akhir ini. 

Wajar saja, Bank Indonesia tercatat sudah memangkas suku bunga acuan sebanyak lima kali tahun ini. Dus, bunga yang harus dibayar ke investor lebih rendah, sehingga biaya pendanaannya lebih murah. 

Selain itu, perusahaan juga menurut Angga bisa memanfaatkan momentum refinancing alias penggantian utang lama berbunga tinggi menjadi utang baru berbunga lebih rendah. 

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus juga sependapat. Apalagi dengan imbal hasil yang ada, obligasi korporasi menurutnya jadi lebih menarik ketimbang obligasi pemerintah, mengingat risikonya yang lebih tinggi.

Meski begitu, emiten menurut pria yang akrab disapa Nico ini perlu waspada mengelola debt equity ratio (DER). Sebab, perusahaan yang lebih banyak dibiayai utang akan memiliki risiko yang lebih besar jika tidak mampu membayar. “Kalau DER-nya terlalu tinggi, tentu ini juga membahayakan dari sisi perusahaannya,” jelas Nico kepada Kontan, Selasa (30/9/2025).

Angga menimpali, kalau obligasi pemerintah relatif aman dengan jaminan undang-undang, obligasi korporasi bisa terdampak masalah bisnis perusahaan, kesulitan bayar, atau likuiditas rendah. Jadi, investor menurutnya perlu lebih hati-hati.

Dari deretan emiten penerbit surat utang itu, Angga merekomendasikan investor untuk mencermati saham INKP dengan area support Rp 7.200 dan target harga di Rp 7.800 per saham.

Selanjutnya: Ramalan Zodiak Karier & Keuangan Rabu 1 Oktober 2025, Trobosan Baru!

Menarik Dibaca: Ramalan Zodiak Karier & Keuangan Rabu 1 Oktober 2025, Trobosan Baru!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×