Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham penghuni papan pengembangan tengah naik daun seiringan dengan melesatnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Bahkan, ada beberapa saham yang berhasil menjadi penggerak IHSG.
Pada Selasa (17/9), IHSG menutup perdagangan dengan menguat. Sepanjang tahun berjalan ini, IHSG sudah naik 7,69%, sedangkan indeks papan pengembangan menguat 20,01% secara year to date (ytd).
Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, mengatakan kenaikan saham-saham di papan pengembangan, juga terseret oleh sentimen kebijakan suku bunga bank sentral yang berpotensi melandai.
Baca Juga: IHSG di Rekor Tertinggi, BRIS, BBCA, BMRI Paling Banyak Net Buy Asing, Selasa (17/9)
"Pelaku investor akan mencermati kebijakan pelonggaran yang diterapkan oleh The Fed dan proyeksi ekonomi Amerika Serikat (AS) ke depannya," jelasnya kepada Kontan, Selasa (17/9).
Di dalam negeri, Nafan memproyeksikan Bank Indonesia (BI) masih akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan. BI berpotensi menurunkan suku bunga di kuartal keempat mendatang.
Fath Aliansyah, Senior Analyst Lotus Andalan Sekuritas mencermati memang kenaikan IHSG juga didukung oleh saham dengan kapitalisasi pasar alias market cap yang lebih merata, tidak hanya big caps.
Ini tercermin dari adanya rotasi pada saham-saham perbankan yang masih memiliki pertumbuhan seperti BBCA, BMRI, BBRI dan BBNI. Lalu pada saham market cap tinggi dengan valuasi dan likuiditas tinggi seperti TPIA dan AMMN.
Kemudian kenaikan pada saham-saham dengan market cap di bawah Rp 100 triliun dengan kenaikan tinggi seperti PANI, BRIS dan CUAN. Bahkan, emiten market cap besar dengan likuiditas kecil seperti DNET.
Baca Juga: Investor Asing Paling Banyak Jual Saham-Saham Selama Sepekan Terakhir
"Jadi kenaikannya merata pada saham-saham dengan market cap kecil, di mana saat ini kondisi dalam negeri sedang membaik ditambah adanya inflow yang besar dari investor asing," ucap Fath.
Sejalan dengan itu, Fath memproyeksikan IHSG masih berpotensi meningkat 5% dari posisi saat ini sampai akhir tahun. Dengan catatan, aliran dana investor asing masih terus mengalir sampai tutup 2024.
Memang kalau dicermati, saham PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) sudah melesat 70% secara year to date. Bahkan, TPIA berhasil menduduki peringkat keempat klasemen kapitalisasi pasar tertinggi di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Seiring dengan kenaikan harga saham dan kapitalisasi pasarnya, TPIA mampu menyumbang 128,89 poin terhadap pergerakan IHSG sepanjang 2024. Ini menjadikan Grup Barito menjadi saham kedua penggerak IHSG.
Saham PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) juga mampu menggerakkan IHSG sebesar 21,69 poin sepanjang 2024 ini. Dari sisi pergerakan sahamnya, emiten Grup Salim ini sudah melesat 88,83% secara year to date.
Baca Juga: Saham-Saham Ini Banyak Dijual Asing Selama Sepekan, Saat IHSG Cetak Rekor
Kemudian ada saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) milik Agung Sedayu Group yang telah melambung 97,45% secara ytd ke posisi Rp per saham. PANI sendiri telah berkontribusi terhadap IHSG sebanyak 13,67 poin.
Dalam jangka menengah, Nafan merekomendasikan hold TPIA dengan target harga Rp 8.325 per saham. Dia juga menyarankan hold PANI dan DNET dengan masing-masing target harga di Rp 9.300 dan Rp 7.450 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News