Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue mewarnai pencarian dana di pasar modal Indonesia pada pengujung tahun ini. Sejumlah emiten bakal menawarkan saham barunya dalam waktu dekat.
Sebut saja PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO), PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK), PT Bank JTrust Indonesia Tbk (BCIC), PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA), dan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR).
BCIC yang melepas 4,54 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 330 per saham sudah mencapai cum date pada 22 November 2021. Sementara itu, AGRO yang mengeluarkan saham baru 1,05 miliar dengan harga pelaksanaan Rp 1.100 per saham bakal mencapai cum date pada 26 November 2021.
Kemudian, cum date BANK dan BNBA yang masing-masing melaksanakan rights issue sebanyak 2 miliar saham dan 750 juta saham jatuh pada awal Desember 2021. Sementara rights issue BJBR rencananya baru akan berlangsung pada kuartal I-2022.
Baca Juga: Cetak kinerja positif, cek rekomendasi saham MNCN berikut ini
Berdasarkan data yang dihimpun Kontan.co.id, para emiten ini melaksanakan rights issue untuk memperoleh dana pengembangan usaha. Mulai dari peningkatan penyaluran kredit, peningkatan aset produktif, pemenuhan modal inti minimum, hingga pengembangan digital banking.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, penggunaan dana rights issue yang bertujuan untuk pengembangan bisnis bakal mendapat respons positif dari pelaku pasar. Pasalnya, ekspansi usaha menunjukkan bahwa dananya akan digunakan untuk kegiatan produktif, dibandingkan dengan penggunaan dana rights issue untuk melunasi utang.
Untuk memilih saham rights issue yang oke, William menyampaikan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, terutama harga pelaksanaan rights issue serta ada tidaknya pembeli siaga.
Menurut William, harga pelaksanaan rights issue yang menarik adalah yang berada di bawah harga pasar sahamnya. Sementara keberadaan pembeli siaga dianggap penting karena ada pihak yang siap menyerap saham baru yang dikeluarkan.
Baca Juga: Berhasil kantongi laba, begini rekomendasi saham Waskita Karya (WSKT)
Di antara saham-saham di atas, William menilai rights issue BJBR paling menarik ditebus karena memiliki jumlah saham baru yang paling sedikit. "Dengan jumlah saham baru paling sedikit, berarti kemungkinan dilusi kepemilikannya juga tidak akan terlalu banyak," ucap William saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (24/11).
Selain itu, rights issue AGRO dan BCIC juga bisa menjadi pilihan karena memiliki harga penawaran di bawah harga pasar. Jika tertarik, investor bisa memanfaatkan peluang penurunan harga sebelum pelaksanaan rights issue untuk membeli saham-saham ini.
"Saham-saham yang rights issue umumnya mengalami pelemahan harga sehingga kemungkinan saham-sahamnya menurun dulu," kata William.
Secara teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, dari emiten-emiten di atas, ada dua saham yang berpeluang menguat dalam jangka menengah, yakni BANK dan BCIC. Target harga untuk BANK berada di level Rp 3.100-Rp 3.300 per saham, sedangkan BCIC Rp 380-Rp 400 per saham.
Meskipun begitu, sebelum menguat, dua saham ini berpotensi untuk turun terlebih dahulu. Oleh sebab itu, para investor dapat mencermati level support pada BANK dan BCIC. "Selama tidak break dari support-nya, maka kami perkirakan harganya masih cenderung uptrend," ucap Herditya.
Support untuk BANK berada di level Rp 2.280 dan BCIC Rp 132 per saham.
Selanjutnya: Sejumlah saham akan cum date dividen interim pekan ini, simak rekomendasi berikut
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News