Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa data yang bakal dirilis hari ini (9/9), diprediksi bakal menjadi penentu pergerakan kurs GBP. Meskipun begitu, untuk pasangan kurs GBP/USD masih memiliki kecenderungan untuk tertekan.
Mengutip Bloomberg, pasangan GBP/USD pada perdagangan Jumat (6/9) tercatat melemah 0,41% di level 1.2283.
Baca Juga: Tak banyak pengaruh, GBP/JPY masih akan lesu
Analis Finex Berjangka Nanang Wahyudin mengungkapkan, pergerakan poundsterling akan dipengaruhi serangkaian data penting di antaranya data angka pertumbuhan ekonomi Inggris atau growth domestic product (GDP), output manufaktur dan industri Inggis.
Nanang menjelaskan, angka GDP dianggap sebagai ukuran pertumbuhan ekonomi suatu negara dan biasanya diumumkan per kuartal.
Angka GDP menyatakan perubahan persentase nilai total barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam periode waktu tertentu dibandingkan dengan periode sebelumnya. Di Inggris sektor yang menyumbang perubahan GDP adalah produksi, jasa, konstruksi dan agrikultur.
GDP Inggris dirilis oleh Office for National Statistics (ONS) 3 kali per kuartal yaitu preliminary, second estimate dan final, masing-masing dalam basis kuartal (q/q) dan tahunan (q/y). Mulai bulan Juli 2018, ONS Inggris juga merilis data GDP bulanan disamping GDP per kuartal.
Umumnya data yang berdampak tinggi merupakan data quarter to quarter dan bulanan. Preliminary adalah rilis awal sehingga lebih berdampak, namun jika pada second release dan final terjadi perubahan maka akan bisa berdampak tinggi juga.
Baca Juga: Berpotensi tertekan, EUR/GBP direkomendasikan sell
GDP Inggris kuartal kedua tahun ini (preliminary) mengalami kontraksi 0,2%, lebih rendah dari perkiraan sebelumnya yang memprediksi data bakal stagnan sejak kuartal keempat 2012. Dalam basis tahunan (quarter to year) tumbuh 1,2%, terendah sejak kuartal pertama 2018.
"Data Juli 2019 yang akan dirilis hari ini diperkirakan akan tumbuh 0,1%. Rilis yang lebih tinggi dari perkiraan, akan cenderung menyebabkan GBP menguat," ungkap Nanang kepada Kontan.co.id, Minggu (8/9).