Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Musim laporan keuangan perbankan sudah tiba. Beberapa bank besar sudah merilis capaian kinerja tahun 2022 dengan hasil yang sangat menggembirakan.
Kini pemegang saham ritel tengah menanti keputusan pembagian dividen. Kinerja apik perbankan diharapkan juga akan meningkatkan dividen yang akan diperoleh para investor.
Lalu bagaimana prospek pembagian dividen perbankan tahun ini? Dari jajaran bank pelat merah, ada tanda-tanda pembagian dividen tak akan secerah kinerjanya.
Baca Juga: BRI Optimistis Pembiayaan Berkelanjutan Dapat Tumbuh Double Digit pada Tahun 2023
Itu tercermin dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2023 dari laba bank BUMN yang tak berbeda jauh dari tahun sebelumnya.
Dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 130/2022 tentang Rincian APBN Tahun Anggaran 2023, pendapatan negara dari kontribusi laba bank BUMN hanya ditargetkan Rp 24,8 triliun.
Sedangkan tahun 2022, empat bank BUMN menyumbang dividen Rp 24,57 triliun dari laba 2021 terhadap anggaran APBN.
Tahun lalu, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) membagikan dividen Rp 26,4 triliun tahun ini atau 85% dari total laba bersihnya tahun 2021. Dividen yang disetor ke negara mencapai Rp 14,05 triliun.
Baca Juga: Laba Bank Syariah Indonesia (BRIS) Melesat 42,2% Menjadi Rp 4,3 Triliun pada 2022
Bank Mandiri membagikan dividen Rp 16,82 triliun atau 60% dari laba bersihnya dimana Rp 8,75 triliun disetor kepada negara. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) membagi dividen Rp2,72 atau 25% dari net profitnya dan Rp 1,63 triliun disetor ke negara.
Sedangkan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) membagikan Rp 237,62 miliar atau 10% dari laba bersihnya dimana negara mendapatkan Rp 143 miliar.
Sepanjang 2022, BNI melaporkan meraup laba bersih secara konsolidasi sebesar Rp 18,31 triliun. Itu tumbuh signifikan hingga 68% secara tahunan atau secara year on year (YoY) dan menjadi perolehan laba bersih tertinggi sepanjang sejarah yang ditorehkan perseroan.
Bank Mandiri berhasil mencetak laba bersih senilai Rp 41,2 triliun di sepanjang 2022 atau tumbuh 46,89% secara YoY. Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menyatakan menjelaskan kinerja yang solid ini tak terlepas dari kondisi makroekonomi yang membaik.
Lalu didukung oleh kebijakan strategis pemerintah dan regulator dalam menjaga stabilitas perekonomian.
“Sepanjang 2022, Bank Mandiri telah secara aktif menggarap segmen digital banking untuk mendukung transformasi digital sebagai bisnis yang berkelanjutan dengan menangkap peluang di seluruh sektor dan segmen potensial,” ujarnya secara virtual pada Selasa (31/1).
Baca Juga: Laba Bank Mandiri (BMRI) Naik 46,89% Jadi Rp 41,2 Triliun pada Tahun 2022
BRI bakal merilis laporan keuangan tahun 2022 pada 8 Februari 2023 mendatang. Sunarso Direktur Utama BRI memastikan bahwa laba perseroan tahun lalu di atas Rp 40 triliun. Dalam sembilan bulan pertama saja capainnya sudah Rp 39,3 triliun.
“Kalau di sembilan bulan sudah Rp 39 triliun, saya yakin secara full year pasti di atas Rp 40 triliun. Duit itu akan kita kembalikan kepada pemerintah baik dari pajak maupun dividen,” ujar Sunarso saar rapat dengan Komisi VI DPR, Senin (30/1).
Hingga November 2022, BRI secara bank only atau belum termasuk anak usaha, sudah membukukan laba bersih Rp 43,96 triliun. Artinya, perolehan laba bersih konsolidasi BRI hingga sepanjang 2022 akan melampaui itu.
Sementara Haru Koesmahargyo Direktur Utama BTN mengatakan, BTN menargetkan laba bersih Rp 3 triliun tahun 2022. Dalam sebelas bulan pertama tahun ini, perseroan sudah mengantongi laba bersih Rp 2,79 triliun. Artinya target tersebut tinggal selangkah lagi untuk ditembus.
Baca Juga: BTN Proyeksikan Bisnis Wealth Management Naik 20% Sepanjang Tahun Ini
Dari jajaran bank swasta, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) meraup laba bersih Rp 40,7 triliun sepanjang 2022. Perolehan tersebut meningkat 29,6% dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada Desember 2022, BCA membagi dividen interim tunai Rp 4,31 triliun atau Rp 35 per lembar saham. BCA konsisten membagi dividen interim dalam beberapa tahun ini. Pada 2021, BCA membagi dividen interim Rp 3,08 triliun atau Rp 25 per lembar saham.
Dividen interim merupakan mekanisme pembagian dividen yang diberikan dalam jangka waktu sebelum pembukuan keuangan perusahaan akan ditutup atau waktunya masih berjalan.
Sementara total dividen atau dividen final akan dibagikan setelah proses pembukaan kinerja tahunan selesai dan didasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News