Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP London Sumatera Tbk (LSIP) tetap memiliki peluang untuk mencetak kinerja yang lebih baik pada tahun ini akibat potensi pulihnya harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) global.
Analis Sinarmas Sekuritas Wilbert Ham menilai, salah satu sentimen yang bisa mendorong harga CPO kembali naik berasal dari sentimen penurunan pajak impor CPO oleh India.
Pemerintah Indonesia pun tengah mengintensifkan komunikasi dengan India untuk menurunkan pajak impor CPO, apalagi negara tersebut merupakan salah satu importir CPO terbesar di dunia.
Selain itu, implementasi penggunaan B20 di Indonesia yang semakin masif juga bisa meningkatkan harga CPO di tahun ini.
Wilbert menyebut, pemerintah Indonesia menargetkan penggunaan B20 bertambah secara signifikan hingga 6 juta kiloliter di tahun 2019.
Tingginya target penggunaan B20 dipastikan akan mendorong lonjakan permintaan CPO di dalam negeri. Ujung-ujungnya, pelaku industri CPO seperti LSIP akan diuntungkan.
“Sejumlah sentimen positif membuat kami mengasumsikan harga rata-rata CPO di level RM 2.300 per metrik ton di tahun ini,” ungkapnya melalui riset.
Rendy Wijaya, Analis Panin Sekuritas melanjutkan, LSIP masih bisa melakukan ekspansi bisnisnya sekalipun harga CPO belum kunjung bullish.
Namun, dengan dalih efisiensi biaya, ekspansi yang dilakukan oleh LSIP kemungkinan akan lebih didominasi oleh kegiatan penanaman kembali tanam-tanaman yang sudah berusia tua.
Terlepas dari itu, LSIP seharusnya bisa menjalankan ekspansi bisnis dengan lebih tenang mengingat kondisi keuangan perusahaan relatif sehat. “Di luar penurunan pendapatan dan laba bersih, LSIP tidak mencatatkan pendanaan utang sepanjang tahun lalu,” terangnya, Senin (11/3).
Maka dari itu, Rendy merekomendasikan beli saham LSIP dengan target harga Rp 1.600 per saham.
Wilbert juga menyarankan beli saham LSIP dengan target harga serupa yakni Rp 1.600 per saham. Ia memprediksi, pendapatan LSIP pada tahun ini akan mencapai Rp 4,67 triliun, sedangkan laba bersihnya mencapai Rp 610 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News