kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Segmen non-kosmetik menopang kinerja emiten kosmetik di tengah pandemi


Senin, 21 Juni 2021 / 20:56 WIB
Segmen non-kosmetik menopang kinerja emiten kosmetik di tengah pandemi
ILUSTRASI. Gerai Martha Tilaar Shop (MTS) di pusat perbelanjaan. Foto: DOK Martha Tilaar


Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mayoritas emiten kosmetik membukukan kinerja yang kurang memuaskan sepanjang tiga bulan pertama tahun 2021. 

Menurut catatan Kontan.co.id, hanya PT Mustika Ratu Tbk (MRAT) yang masih mampu mencetak pertumbuhan penjualan bersih hingga 30,11% year on year (yoy) menjadi Rp 88,60 miliar. Di sisi lain, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat lebih tajam 53,50% yoy, menjadi Rp 1,92 miliar. 

Sementara itu, dua emiten kosmetik lainnya PT Martina Berto Tbk (MBTO) dan PT Mandom Indonesia Tbk (TCID) kompak mengalami penurunan dari sisi penjualan bersih. MBTO tertekan 42,45% yoy menjadi Rp 50,10 miliar. Sementara penjualan bersih TCID melorot 22% yoy menjadi Rp 441,31 miliar. 

Walau penjualannya tertekan, rugi bersih yang ditanggung MBTO menipis menjadi Rp 23,64 miliar dari Rp 24,24 miliar pada kuartal yang sama tahun 2020. Di sisi lain, TCID menanggung rugi hingga Rp 18,33 miliar di kuartal I 2021. Padahal pada kuartal I tahun sebelumnya, TCID mampu membukukan laba hingga Rp 7,79 miliar. 

Sebelumnya, Direktur Keuangan MRAT Jodi Andrea Suryokusumo dalam siaran persnya mengungkapkan, kinerja MRAT yang apik itu tertopang oleh peningkatan penjualan bersih di seluruh kategori produk. Adapun peningkatan penjualan kesehatan tercatat paling signifikan hingga 104%. Penjualan segmen kosmetik dan segmen perawatan diri juga terkerek masing-masing 43% dan 3%.

Baca Juga: Kinerja ciamik, laba bersih Mustika Ratu (MRAT) melonjak 54% di kuartal I-2021  

Sekadar informasi, sejak tahun lalu MRAT telah melebarkan sayap bisnisnya dengan merambah segmen healthcare dan personal care. MRAT merilis produk-produk baru seperti seperti hand sanitizer dan disinfektan. 

MRAT juga merilis Supplemen Herbamuno+ yang merupakan produk immunomodulator yang dibuat dari bahan-bahan alami herbal yaitu sambiloto, akar manis, meniran, jahe emprit, dan daun jambu.

"Saat ini bisnis Mustika Ratu lebih komplit lagi tidak hanya kosmetik dan jamu, tetapi ada segmen bisnis lainnya yang akan terus dikembangkan," ujar Jodi.

Adapun permintaan produk jamu melesat 44% di tiga bulan pertama tahun 2021. Dijelaskan, kenaikan permintaan ini seiring dengan kesadaran dari pelanggan untuk menjaga kesehatan dan konsumsi minuman herbal. 

Senada, Direktur Utama PT Martina Berto Tbk Bryan David Emil Tilaar menuturkan, bisnis non-kosmetik memang jauh lebih menjanjikan di tengah pandemi Covid-19. 

"Non-tata rias, seperti skin, body, hair care, jamu herbal yang untuk immunitas jauh lebih menjanjikan di 2021 dan selama pandemi Covid-19 masih parah parah," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (21/6). 

Asal tahu saja, mengutip laporan keuangan MBTO sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, segmen usaha jamu/herbal mampu bertumbuh 27,48% yoy menjadi Rp 346,60 juta. 

Di samping itu, segmen lain-lain juga bertumbuh 24,45% yoy menjadi Rp 28,28 miliar. Adapun segmen kosmetik melorot dalam hingga 61,46% yoy menjadi Rp 29,56 miliar. 

Menurutnya, segmen kosmetik masih cenderung tertekan selama pandemi Covid-19 masih membayangi. Sebab, masyarakat diwajibkan mematuhi protokol kesehatan dengan selalu menggunakan masker. 

Tidak mau ketinggalan momentum, MBTO berupaya memaksimalkan peluang ini salah satunya dengan menciptakan produk Berto Imumunku untuk menguatkan imunitas dengan harga yang terjangkau. 

Sementara itu, promosi dikerahkan secara digital, serta penjualan MBTO akan digenjot baik secara online maupun konvensional. 

Menurut catatan Kontan.co.id sebelumnya, MBTO telah menjalin kerjasama dengan PT Penta Valent sebagai distributor produk farmasi, medis dan kesehatan, serta kosmetik di Indonesia untuk memperkuat bisnisnya. 

Baca Juga: MBTO perluas kanal distribusi ke farmasi dengan menggandeng Penta Valent

Dengan jaringan gerai yang sangat besar dan konsumen Penta Valent yang loyal, MBTO yakin produk-produknya akan lebih mudah dijangkau oleh pelanggan. Adapun Bryan menargetkan penjualan bersih MBTO tahun ini akan lebih tinggi dibanding tahun lalu, yakni mencapai Rp 327 miliar. 

Berbeda, TCID justru tidak mengandalkan produk yang berkaitan dengan pandemi Covid-19, walaupun produk-produk tersebut dibutukan oleh konsumen. 

"Produk kategori ini cukup banyak kompetitor di pasar. Kami launch (produk berkaitan dengan Covid-19) untuk melengkapi kebutuhan konsumen, bukan sebagai produk andalan," ujar Sekretaris Perusahaan PT Mandom Indonesia Tbk (TCID) Alia Dewi kepada Kontan.co.id, Senin (21/6).

Di samping itu, kontribusi produk-produk terkait Covid-19 ini juga masih mini dibanding produk eksisting. Adapun beberapa produk yang dimaksud seperti Mandom Hand Sanitizer, Pixy hand mist&gel, Mandom Disinfectant.

Ke depanya, TCID optmistis kinerjanya akan lebih baik. Alia mengungkapkan, pihaknya akan menggenjot produk-produk fast moving. 

"Produk yang dibutuhkan atau digunakan konsumen, sehingga perputarannya di pasar cukup cepat. Sehingga, baik untuk kondisi stok dan produksi," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Senin (21/6). 

Adapun beberapa contoh produk yang akan digenjot seperti segmen fragrance dari Gatsby dan Pucelle, bedak dan face mist Pixy, serta Gatsby pomade. 

Sekadar informasi, berdasarkan data RTI Business, harga saham MRAT dan MBTO bergerak menghijau sejak awal tahun year to date (ytd). Pada penutupan perdagangan hari ini, Senin (21/6), MRAT ditutup di Rp 370 per saham atau menguat 118,93% ytd. Adapun saham MBTO ditutup di Rp 156 per saham atau menguat 64,21% ytd. Hanya saham TCID yang tercatat melorot 10,42% ytd menjadi Rp 5.800 per saham. 

Secara teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mencermati, saham MBTO dan MRAT memang cukup menarik baik dari sisi volume maupun indikatornya. 

"Meskipun saat ini MBTO dan MRAT diperkirakan masih rawan terkoreksi, namun demikian kami perkirakan koreksinya akan relatif terbatas dan berpeluang untuk menguat kembali," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (21/6). 

Pelaku pasar dapat memanfaatkan momentum ini untuk buy on weakness dengan target harga terdekat MRAT di level resistance Rp 432 telebih dahulu. Sementara target harga MBTO di level Rp 180. 

Selanjutnya: Kemenaker kerja sama dengan Martha Tilaar Group guna tingkatkan kualitas SDM

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×