kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Segmen ekspor topang pendapatan emiten batubara, ini kata analis


Selasa, 08 Oktober 2019 / 21:27 WIB
Segmen ekspor topang pendapatan emiten batubara, ini kata analis
ILUSTRASI. Bongkar muat batubara


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang semester I 2019, beberapa emiten pertambangan batubara mencatat pendapatan dari penjualan ekspor yang lebih tinggi dibandingkan pendapatan dari penjualan dalam negeri (domestik).

Berdasarkan catatan Kontan.co.id, PT Indika Energy Tbk (INDY) mencatatkan pendapatan dari penjualan batubara sebesar US$ 974,42 juta. Sebanyak US$ 705,33 juta diantaranya berasal dari penjualan kepada pelanggan luar negeri (ekspor), sementara US$ 269,08 juta merupakan pendapatan dari segmen domestik.

Ada pula PT Adaro Energy Tbk (ADRO) yang mencatat pendapatan dari penjualan ekspor sebesar US$ 1,34 miliar sementara penjualan domestik hanya US$ 430,25 juta.

Baca Juga: Harga batubara lesu, SMR Utama (SMRU) memperkirakan kinerja di 2019 tak sebaik 2018

Di sisi lain, PT Bumi Resources (BUMI) mencatatkan pendapatan ekspornya hampir menyamai pendapatan hasil penjualan domestik. Per 30 Juni 2019 pendapatan BUMI mencapai US$ 481,35 juta.

Sebanyak US$ 478,39 juta di antaranya merupakan hasil dari penjualan batubara ke pasar domestik dan ekspor. Penjualan ekspor tercatat US$ 203,36 juta sementara penjualan lokal (domestik) mencapai US$ 275,03 juta.

Selain ketiga emiten di atas, ada pula emiten lain yang penjualan ekspornya lebih tinggi dibanding penjualan domestik sepanjang semester ini, seperti PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Harum Energy (HRUM), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) hingga PT Bayan Resources Tbk (BYAN).

Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas menilai strategi untuk mengekspor batubara merupakan langkah yang tepat. Apalagi di tengah kondisi kemerosotan harga batubara saat ini, meningkatkan porsi ekspor dapat menyelamatkan penjualan mereka.

“Salah satu strategi untuk tetap mempertahankan pendapatan adalah dengan meningkatkan volume penjualan dengan cara memperbesar porsi ekspor,” ujar Sukarno kepada Kontan.co.id, Selasa (8/10).

Ditambah saat ini Negara-negara subtropis akan memasuki musim dingin. Beberapa emiten seperti INDY dan BUMI berharap konsumsi batubara akan meningkat sehingga secara perlahan akan mengangkat harga batubara.

Baca Juga: Bumi Resources (BUMI) Optimistis Harga Batubara Akan Membaik

Untuk diketahui, harga batubara acuan (HBA) bulan Oktober 2019 menjadi US$ 64,8 per ton. Angka ini turun 1,5% bila dibandingkan dengan HBA bulan September 2019 sebesar US$ 65,79 per ton.

Di tengah kemerosotan harga batubara saat ini, Sukarno menilai saham-saham pertambangan cocok untuk investasi jangka panjang. 

Ia merekomendasikan akumulasi jangka panjang untuk saham PTBA, ADRO, ITMG, dan HRUM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×