Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan jasa penambangan batubara PT SMR Utama Tbk (SMRU) memproyeksi kinerja sampai tutup tahun ini tak sebaik perolehan tahun 2018.
"Dengan kondisi perekonomian global yang tidak favorable, berdampak negatif terhadap harga komoditas secara umum dan tentunya juga terhadap harga batubara," ujar Sekretaris PT SMR Utama Tbk, Ricky Kosasih, Jumat (4/10).
Kondisi ini bakal berdampak secara tidak langsung terhadap pencapaian target produksi perusahaan.
Sepanjang tahun ini, emiten berkode saham SMRU ini membidik volume pengupasan lapisan tanah penutup atau overburden removal sebesar 30 juta bank cubic meter (BCM) dengan target coal getting sebesar 2 hingga 3 juta ton batubara.
Ricky memaparkan, hingga Januari hingga Agustus 2019 realisasi volume overburden removal (OB) SMRU sebanyak 19,9 juta BCM. Sementara untuk produksi batubaranya tercatat 2,2 juta ton atau naik sekitar 34% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: SMRU peroleh kontrak baru dari Berau Coal
"OB turun kurang lebih 3% karena ada proses penutupan Site Lati," tambahnya.
Meski SMRU pesimistis perolehan kinerja hingga akhir tahun 2019 tak secerah tahun lalu, namun ia berharap kondisi perekonomian dapat membaik sehingga proyeksi kinerja tahun depan lebih baik dari 2019.
Ia tak menampik tren penurunan harga batubara masih menjadi tantangan terbesar bagi perusahaan. Oleh karena itu menjelang tutup tahun ini SMRU berusaha untuk tetap menjaga produktivitas alat berat untuk mengoptimalkan kinerja serta melanjutkan efisiensi biaya.
Ricky memperkirakan tingkat utilisasi alat berat SMRU sampai akhir tahun di kisaran 71%. SMRU tak memiliki agenda untuk menambah alat berat pada tahun ini, tapi perusahaan melakukan peremajaan dari alat-alat berat.
Baca Juga: Hingga Juni 2019, SMRU mencatat volume overburden removal 14,9 juta bcm
Untuk itu, SMRU menyiapkan belanja modal sebesar US$ 21 juta, dimana 30% berasal dari dana internal perusahaan dan sisanya dari pembiayaan lembaga keuangan. "Belanja modal yang terserap sampai Agustus 2019 sekitar Rp 162 miliar," jelasnya.
Terkait kontrak baru, Ricky menambahkan pada saat ini belum ada kontrak baru lagi yang diperoleh SMRU. Sebelumnya, mereka berhasil mengempit kontrak dari PT Berau Coal untuk mengerjakan jasa penambangan dan penyewaan alat berat di area Sambarata. Kontrak tersebut untuk volume lebih kurang 100 juta BCM dengan periode sampai dengan Maret 2025.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News