kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Secara teknikal, harga aluminium potensi koreksi


Senin, 17 Oktober 2016 / 08:49 WIB
Secara teknikal, harga aluminium potensi koreksi


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Harga aluminium terkoreksi setelah berhasil menyentuh level tertinggi dua bulan. Ancaman kenaikan produksi datang di tengah potensi pencabutan larangan ekspor bauksit Indonesia.

Jumat (14/10) lalu, harga aluminium kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange turun 1% dibanding sehari sebelumnya ke US$ 1.675 per metrik ton. Sepekan terakhir, harga bergerak flat.

Wahyu Tri Wibowo, analis Central Capital Futures, mengatakan, koreksi harga aluminium wajar terjadi setelah sehari sebelumnya bertengger di US$ 1.692 per metrik ton. Ini adalah level harga tertinggi sejak 17 Agustus 2016. Penguatan dollar AS akhir pekan lalu turut menekan harga.

"Penguatan dollar dan data negatif dari China membebani komoditas, termasuk aluminium," ujar dia.

Pelaku pasar masih mengkhawatirkan pertumbuhan ekonomi China setelah surplus neraca perdagangan China bulan lalu turun jadi US$ 42 miliar, dari sebelumnya US$ 52,1 miliar. Tapi harga bisa kembali merosot jika larangan ekspor bauksit di Indonesia dibuka.

Asal tahu saja, para produsen bauksit di Indonesia menuntut pencabutan larangan ekspor bauksit, yang merupakan bahan baku aluminium. Asosiasi Pengusaha Bauksit dan Bijih Besi Indonesia meminta pemerintah memberi kuota ekspor tahunan 40 juta ton.

Di 2013, saat belum ada larangan, Indonesia mengekspor 55 juta ton bauksit dengan tujuan utama China. "Bisa jadi harga aluminium akan turun jika larangan ekspor dicabut, karena semakin menambah supply," lanjut Wahyu.

Tapi, United Co Rusal, salah satu produsen aluminium terbesar di dunia, yakin harga akan terus naik. Sebab, smelter aluminium China terbebani kenaikan harga bahan baku, sehingga sulit menaikkan produksi.

Di sisi lain, kenaikan harga aluminium didorong kuatnya permintaan China. Negara tersebut menjadi faktor utama yang menggerakkan harga. Sepanjang 2016, harga aluminium naik lebih dari 10%.

Secara teknikal, harga aluminium ada di atas MA50, MA100 dan MA200, menunjukkan tren bullish. MACD bergerak di area positif. Tapi stochastic mendekati oversold di level 70. RSI naik ke level 57,7.

Hari ini, Wahyu memprediksi, harga aluminium melemah ke kisaran US$ 1.640- US$ 1.690 per ton. Sepekan ke depan, harga akan bergerak antara US$ 1.600-US$ 1.750 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×