kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sebagian Besar Mata Uang Asia Tergelincir pada Selasa (12/3), Baht Paling Keok


Selasa, 12 Maret 2024 / 11:56 WIB
Sebagian Besar Mata Uang Asia Tergelincir pada Selasa (12/3), Baht Paling Keok
ILUSTRASI. Baht Thailand


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Sebagian besar mata uang Asia melemah pada hari Selasa (12/3), dengan baht Thailand paling loyo.

Para pedagang menahan diri untuk membuat taruhan baru menjelang laporan inflasi utama Amerika Serikat (AS) yang dapat mempengaruhi lintasan suku bunga The Fed.

Investor sangat fokus pada data indeks harga konsumen yang diperkirakan akan dirilis hari ini, dengan perkiraan kenaikan bulanan sebesar 0,4%.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik Selasa (12/3) Pagi, Brent ke US$82,44 dan WTI ke US$78,10

Kejutan kenaikan yang tiba-tiba berpotensi menyebabkan investor keluar dari aset-aset berisiko.

Menjelang rilis data tersebut, jajak pendapat Reuters menunjukkan bahwa The Fed kemungkinan akan memangkas suku bunga pada bulan Juni.

Melansir Reuters pada 04.10 GMT, indeks dolar – yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama lainnya – berada di 102,82.

Di Asia, Baht Thailand memimpin penurunan pada hari ini, turun sekitar 0,3%. Sementara Dolar Taiwan sedikit melemah.

Baca Juga: Bursa Asia Mixed Pada Perdagangan Selasa (12/3) Pagi

Peso Filipina juga sedikit melemah. Defisit perdagangan negara kepulauan ini sedikit melebar pada bulan Januari menjadi US$4,22 miliar dari US$4,18 miliar pada bulan sebelumnya, menurut data resmi awal.

“Meskipun peso telah mengungguli baru-baru ini, kami terus melihat PHP berkinerja buruk hingga tahun 2024 karena defisit transaksi berjalan tetap besar dan valuasi mata uang asing tidak menarik,” kata Michael Wan, FX strategist di MUFG, dalam catatan kliennya.

Peso saat ini diperdagangkan datar sepanjang tahun ini. Sementara satu-satunya mata uang negara berkembang di Asia yang diperdagangkan di wilayah positif adalah rupee India, yang telah menguat sekitar 0,6%.

Mata uang lain seperti dolar Singapura, ringgit Malaysia, dan won Korea Selatan diperdagangkan datar.

Di negara-negara emerging market lainnya, Argentina, yang sedang mengalami krisis ekonomi, memangkas suku bunganya menjadi 80% dari 100%.

Peso negara tersebut terakhir diperdagangkan pada 848,00 per dolar.

Baca Juga: Begini Rekomendasi Saham Emiten Properti di Tengah Potensi Penurunan Suku Bunga AS

Di Asia, sebagian besar pasar menguat, dengan saham di Seoul, Kuala Lumpur, Manila dan Singapura diperdagangkan antara 0,2% dan 0,4% lebih tinggi.

Saham Taiwan naik sekitar 0,9%, tidak jauh dari rekor tertinggi yang dicatat minggu lalu yang didorong oleh antusiasme terhadap saham kecerdasan buatan global.

“Kami mempertahankan pandangan kami bahwa gelombang AI, yang mendorong perubahan siklus teknologi di Korea dan Taiwan, kemungkinan besar akan berdampak lebih sedikit ke perekonomian Asia Tenggara, yang melayani layanan hilir untuk produksi chip lama,” tulis analis Barclays. .

Pasar Indonesia tetap tutup untuk hari libur umum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×