Reporter: Yoliawan H | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kabar hengkangnya salah satu investor PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) yakni The Federal Land Development Authority (Felda) langsung memengaruhi harga saham BWPT. Tercatat pada hari ini, Kamis (7/2) saham BWPT anjlok 12,06% ke level Rp 175 per saham. Sebagian analis melihat penurunan ini karena kepanikan investor saja.
Seperti diberitakan Straits Times, Felda berniat mengakhiri kerjasama dengan BWPT yang merupakan bagian dari Rajawali Grup milik Peter Sondakh. Felda meminta pengembalian investasi lebih dari US$ 500 juta atas investasi pada BWPT sejak Mei 2017.
Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Chris Apriliony mengatakan karena kabar tersebut harga saham BWPT langsung anjlok hingga 12,06% ke level Rp 175 per saham. "Karena justru pada awalnya BWPT terbantu karena Felda masuk di tahun 2017, lalu dimana pada saat itu kinerja keuangan BWPT juga sempat merugi,” ujar Chris kepada Kontan.co.id, Kamis (7/2).
Melihat kondisi ini, Chris menyarakan trader ataupun investor untuk memperhatikan skema akusisi BWPT ini sebelum masuk ke saham ini. Menurutnya, terdapat perjanjian yang mengikat antara investor dengan emiten yang bisa saja sewaktu-waktu dapat mengubah kondisi perjanjian. Karena itu, Chris tidak merekomendasikan investor untuk masuk. Dari sisi kinerja keuangan pun, dari prospek tanaman masih belum menjanjikan dalam waktu dekat.
Terkait dari aksi akuisisi, menurutnya langkah akusisi perusahaan yang murah dan belum memiliki kinerja yang baik itu adalah wajar. Dan, banyak juga perusahaan kinerja kurang baik di akuisisi dan menunjukan perbaikan seperti BEKS.
Masih menarik
Secara grup, saham BWPT termasuk yang paling menarik jika dibandingkan dengan yang lain. Analis Binaartha Sekuritas, Nafan Aji mengatakan, secara umum kinerja BWPT masih menjanjikan. Melihat juga potensi dari sentimen harga CPO yang masih bisa membaik di bulan ini.
“BWPT bisa akumulasi beli pada area Rp 173- Rp 175 per saham dengan target harga secara bertahap yakni Rp 179, Rp 206, Rp 234 dan Rp 260.
Sedangkan untuk saham grup Rajawali lain yakni TAXI, SMMT dan FORU pihaknya masih merekomendasikan wait and see hingga ada aksi korporasi atau laporan keuangan tahunan yang akan hadir.
Senada, Kepala Riset Narada Asset Management Kiswoyo Adi Joe mengatakan, BWPT justru masih sangat menarik untuk dikoleksi. Terkait penurunan harga hari ini, menurutnya itu terjadi dari panic sell akibat sentimen negatif yang muncul.
“Dalam tiga tahun ke depan laporan keuangan sudah bisa positif. Secara umum sektoral sawit masih sangat berpotensi. Sentimen tadi sebenarnya hanya panic sell dan tidak berdampak karena memang itu terjadi hanya dari Felda dan Grup Rajawali,” ujarnya.
Sebenarnya jika pandangan investor ini justru baik karena bisa masuk di harga murah dan berpotensi untuk kembali rebound. Dan, harga wajar menurutnya masih bisa ke level Rp 300 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News