kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

SCMA bidik pertumbuhan pendapatan di atas 8% 2017


Jumat, 16 Desember 2016 / 22:45 WIB
SCMA bidik pertumbuhan pendapatan di atas 8% 2017


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) memperkirakan industri media tahun depan akan tumbuh lebih baik dibandingkan tahun ini. Sutanto Hartono, Direktur Utama SCMA mengatakan, secara industri, pertumbuhan belanja iklan alias adex pada tahun 2017 diproyeksi sebesar 7%-8%.

"Target kami adalah sama dengan pertumbuhan pasar, baik dari sisi pendapatan ataupun laba bersih. Harapannya bisa tumbuh di atas industri," ujar Hartono di Jakarta, Jumat (16/12).

Ia mengatakan, belanja iklan televisi yang sempat turun pada tahun 2015, kembali meningkat tahun ini. Pertumbuhan ekonomi tahun depan juga diprediksi akan meningkat.

Oleh karena itu, ada optimisme pasar yang lebih baik. "Pengaruh Pilkada terhadap belanja iklan sebenarnya tidak terlalu besar. Lebih akan didorong dari ekonomi yang membaik," ujarnya.

Hingga bulan September 2016, rata-rata pangsa pasar pemirsa SCMA sebesar 25,7%, menduduki peringkat kedua setelah MNC Grup. Ia bilang, di tahun depan, stasiun televisi SCTV akan tetap fokus ke konten drama seperti film televisi (FTV) dan sinetron.

Sementara itu, Indosiar akan tetap mengandalkan program-program hiburan seperti ajang pencarian bakat dan variety show. SCMA juga akan memaksimalkan produksi dan pengelolaan konten inhouse melalui anak usahanya, Indonesia Entertainmen Produksi (IEP).

Selain mengandalkan stasiun televisi sebagai platform, Sutanto menilai pertumbuhan ke depan akan banyak berasal dari konten itu sendiri. Makanya, SCMA cukup gencar mendorong production house (PH).

"Akan kami lihat apa lagi yang bisa diperkokoh dari sisi tersebut. Contoh, dari sisi konten di layar lebar, anak usaha kami Screenplay, punya track record yang sangat bagus," imbuhnya. Sehingga di tahun depan, SCMA akan lebih agresif untuk masuk ke layar lebar dan bidang-bidang lain.

Untuk memperkuat konten, SCMA menggelontorkan belanja modal sebesar Rp 150 miliar. Nilai itu tidak jauh berbeda dari belanja modal di tahun ini. Seluruh dana capex akan berasal dari kas internal perseroan. Saat ini, total kas dan setara kas SCMA mencapai Rp 1 triliun.

Sepanjang sembilan bulan tahun ini, SCMA mencetak pendapatan bersih sebesar Rp 3,4 triliun atau tumbuh 6,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Lalu, laba bersihnya naik 2,5% menjadi Rp 1,17 triliun. Saham SCMA naik 2,36% ke level Rp 2.600 per saham pada perdagangan Jumat (16/12).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×