kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.886.000   2.000   0,11%
  • USD/IDR 16.555   -55,00   -0,33%
  • IDX 6.980   147,08   2,15%
  • KOMPAS100 1.012   25,10   2,54%
  • LQ45 787   21,71   2,84%
  • ISSI 220   2,17   0,99%
  • IDX30 409   11,84   2,98%
  • IDXHIDIV20 482   15,28   3,27%
  • IDX80 114   2,54   2,27%
  • IDXV30 116   2,05   1,79%
  • IDXQ30 133   4,16   3,22%

Savings bond perlu kupon menarik


Jumat, 29 November 2013 / 08:28 WIB
Savings bond perlu kupon menarik
ILUSTRASI. Rujak Serut ala rumahan (Youtube/Atha Naufal)


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Satu lagi instrumen investasi yang bisa menjadi alternatif bagi investor. Pemerintah akan meluncurkan savings bond untuk menyasar pasar ritel tahun depan.

Analis berpendapat, instrumen investasi ini bisa lebih menarik ketimbang obligasi negara ritel Indonesia (ORI). Desmon Silitonga, analis Millenium Danatama memperkirakan, savings bond bakal memberi kupon lebih tinggi ketimbang ORI, karena instrumen investasi ini masih baru. "Selain itu, ORI dapat diperdagangkan, sedangkan savings bond non marketable securities, sehingga kuponnya sedikit lebih besar dari ORI," kata Desmon, Kamis (28/11).

Lagi pula, secara historis laju inflasi di Indonesia relatif tinggi dan berfluktuasi. Kenaikan inflasi sering diikuti kenaikan BI rate dan yield obligasi negara. Kondisi ini akan memicu investor ritel meminta imbal hasil tinggi. "Jadi kalau kupon tidak menarik, savings bond pasti tidak akan dilirik," tutur Desmon.

Pemerintah berniat menerbitkan savings bond senilai Rp 2,5 triliun tahun depan. Savings bond menyasar investor ritel. Bedanya, jika ORI dapat diperdagangkan, savings bond tidak dapat diperjualbelikan.

Savings bond yang tidak dapat diperdagangkan ini, menurut Desmon, justru akan menguntungkan investor. Savings bond tidak akan terpapar risiko inflasi dan tingkat bunga sehingga pendapatan yang dikantongi investor tidak berubah. Savings bond mendapat garansi penuh baik pokok atau bunganya dari pemerintah, sehingga minim risiko. "Menurut saya, produk ini perlu dicoba, khususnya bagi masyarakat yang kurang senang dengan risiko inflasi dan suku bunga," ujar Desmon.

Herdi Ranu Wibowo, analis BCA Sekuritas mengatakan, selain ORI, savings bond juga lebih menarik dibanding deposito. Bunga atas hasil investasi di savings bond hanya akan dikenai pajak 15%, lebih rendah ketimbang pajak bunga deposito sebesar 20%. "Selain itu, investasi di savings bond juga dijamin penuh oleh pemerintah," tutur Herdi.

Ia menambahkan, investor yang memiliki tujuan investasi jangka menengah panjang di atas lima tahun, bisa memanfaatkan instrumen investasi ini. Misalnya, investor bisa menempatkan dana pada savings bond dengan tujuan biaya sekolah anak.

Penerbitan savings bond harus disertai sosialisasi kepada investor. Jaringan distribusi juga harus diperluas. "Indonesia mungkin bisa menggunakan kantor pos. Teknologi juga harus dikembangkan sehingga pembelian dapat dilakukan secara online melalui website tanpa perlu datang langsung," papar dia.

Fakhrul Aufa, analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) memperkirakan, savings bond akan memberikan kupon lebih tinggi dibandingkan deposito. Namun, investor tidak dapat mencairkan savings bond dalam jangka pendek. "Apalagi, tahun depan likuiditas terbatas karena BI memperketat moneter. Seharusnya pemerintah membuat mekanisme redemption pada waktu tertentu," ujar dia.

Analis NC Securities, I Made Adi Saputra memperkirakan, instrumen ini akan memberikan return lebih tinggi ketimbang savings bond AS. "Di AS, savings bond diterbitkan dalam tenor panjang sehingga apabila di Indonesia juga mengikuti dalam tenor panjang, maka kuponnya juga harus menarik," kata Made.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×