kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Satgas Waspada Investasi: Waspadai robot trading yang janjikan keuntungan tinggi


Minggu, 10 Oktober 2021 / 07:40 WIB
Satgas Waspada Investasi: Waspadai robot trading yang janjikan keuntungan tinggi
ILUSTRASI. Satgas Waspada Investasi: Waspadai robot trading yang janjikan keuntungan tinggi. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/wsj.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Platform robot trading kini semakin menjamur dan mudah ditemui seiring semakin tingginya antusiasme investasi masyarakat Indonesia. Bila sebelumnya robot trading seringkali ditemui pada perdagangan forex, kini robot trading juga mulai masuk ke pasar aset kripto.

Salah satu robot trading tersebut adalah Mark AI yang menawarkan berbagai paket investasi di mana aksi investasi sepenuhnya dilakukan oleh robot. Merujuk ke halaman websitenya, Mark AI mengklaim akan memberikan keuntungan konsisten sebesar 15-45% per bulan di mana para investor hanya perlu duduk manis, dan robot trading milik Mark AI yang akan menyelesaikan semuanya.

Mark AI memberikan jasa sewa robot yang harganya disesuaikan dengan masing-masing level robotnya, dari yang terendah hingga yang tertinggi. Untuk robot level 1, biaya sewanya US$ 2 dengan klaim profit hariannya mencapai US$ 0,42. Sementara untuk robot level 5, biaya sewanya US$ 500 dengan klaim profit harian mencapai US$ 140.

Adapun, lama penyewaan robotnya mencapai 30 hari, sementara untuk kurs yang digunakan adalah Rp 15.500 yang bersifat tetap.

Kontan.co.id mencoba menelusuri perusahaan Mark AI ini dengan menghubungi nomor yang dicantumkan pada website tersebut.

Baca Juga: Ini kebenaran soal robot trading yang perlu investor ketahui, hati-hati

“Saya bukan manajemen dari Mark AI, akan tetapi saya siap membantu untuk mendaftar di Mark AI sampai berhasil,” kata pria yang mengaku bernama Yusuf saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (8/10).

Ia menjelaskan bahwa cara kerja yang dilakukan Mark AI adalah memanfaatkan robot untuk melakukan trading secara arbitrase alias memanfaatkan spread antar platform untuk mengambil keuntungan. Platform yang digunakan ialah Huobi, Okek, Coinbase, CoinEx, dan Bitfinex. Platform ini juga disebutkan di websitenya.

Berdasarkan pengakuan Yusuf, sebelum memulai transaksi, pengguna bisa mendaftarkan diri lalu menyerahkan deposit sebesar biaya sewa robot dan modal kerja. Deposit dilakukan lewat virtual account pada umumnya. Setelah itu, selama 30 hari pengguna hanya tinggal duduk manis menunggu robot melakukan trading, dan pundi-pundi akan masuk setiap harinya.

Ia menambahkan, dalam praktiknya, pengguna tidak menentukan aset kripto yang hendak ditransaksikan, kapan waktu transaksinya, semuanya ditentukan oleh robot trading tersebut.

Yusuf yang juga menggunakan Mark AI mengaku sejauh ini belum pernah merugi. Bermodalkan menyewa dua robot level 4 seharga US$ 100, ia mengklaim bisa menarik keuntungan sebesar US$ 200 per harinya.

Baca Juga: Uang nasabah bisa hilang seketika, ini modus investasi bodong berkedok robot trading

“Setiap withdrawal dikenakan fee sebesar 5%, dan sejauh ini belum pernah rugi. Selain itu, juga dapat profit dari downline,” imbuh Yusuf.

Jika ditelusuri legalitasnya, Mark AI disebut sebagai aplikasi robot trading cryptocurrency yang dibuat oleh PT Teknologi Investasi Indonesia. Namun, legalitas yang diunggah di website Mark AI hanya sebatas pengesahan pendirian perseroan terbatas. Tak ada izin dari Otoritas Jasa Keuangan maupun Badan Pengawas Perdagangan Berjangka dan Komoditi (Bappebti).

Terkait hal ini, Kepala Satgas Waspada Investasi (SWI) Tongam L Tobing menjelaskan, robot trading seharusnya hanya sebuah alat atau platform untuk membantu investor melakukan transaksi jual-beli aset.

Selain itu, ia mengingatkan robot trading tetap bisa mengalami kerugian, tidak hanya untung semata. Ia juga menegaskan bahwa dalam berinvestasi atau trading, tidak ada keuntungan yang bersifat mutlak dan pasti.

Tongam pun menyarankan masyarakat yang ingin menggunakan robot trading hendaknya adalah  orang yang sudah memahami mekanisme trading sehingga mengetahui risikonya. Apalagi, keputusan investasi untuk jual atau beli harus berasal dari diri investor sendiri, bukan pihak lain.

“Jangan sekali-sekali melakukan investasi perdagangan berjangka komoditi ke pihak lain yang bukan perusahaan perdagangan berjangka komoditi yang berizin dari Bappebti,” tegas Tongam.

Selanjutnya: BEI resmikan perdagangan BJB Sekuritas Jawa Barat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×