kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Uang nasabah bisa hilang seketika, ini modus investasi bodong berkedok robot trading


Jumat, 01 Oktober 2021 / 04:10 WIB
Uang nasabah bisa hilang seketika, ini modus investasi bodong berkedok robot trading


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pernah mendengar istilah robot trading? Istilah robot trading semakin gencar diperdebatkan sejalan dengan tumbuhnya minat investasi masyarakat. 

Informasi saja, robot trading mengacu pada platform kegiatan perdagangan jual-beli aset seperti mata uang atau forex secara otomatis, dengan iming-iming kemudahan dan keuntungan yang ditawarkan. Tentu saja, itu menjadi hal menarik bagi sejumlah orang.

Nah, jika kamu pernah ditawari investasi dengan robot trading, sebaiknya tingkatkan kewaspadaan. Pasalnya, sejumlah robot trading justru terindikasi sebagai sebuah praktik penipuan atau investasi bodong. Hal ini seiring dengan ditemukannya berbagai kejanggalan dalam operasionalnya. 

Menurut Pengamat dan Praktisi Investasi Desmond Wir, ia telah melakukan investigasi terhadap beberapa platform robot trading. Kejanggalan pertama yang ditemukan adalah tingginya rasio keuntungan dibanding kerugian yang dicetak oleh robot trading. 

Baca Juga: 3 Cara mudah cek pinjol legal atau ilegal

Sejumlah robot trading disebut memiliki rasio keuntungan atau disebut winning rate hingga hampir mencapai 90 persen. 

“Bahkan ada robot trading yang semenjak muncul tidak pernah loss,” kata Desmond kepada Kompas.com, Kamis (30/9/2021). 

Menurut dia, hal tersebut menjadi tidak masuk akal, sebab trader berpengalaman bahkan investor kawakan dunia saja memiliki rasio kerugian yang jauh lebih besar. 

“Sebagai contoh George Soros pun dikabarkan hanya memiliki akurasi sekitar 30 persen - 50 persen dalam tradingnya,” ujar Desmond. 

Selain itu, Desmond juga menyoroti praktik robot trading yang hanya bisa dioperasikan oleh broker tertentu. Padahal, dengan sistem Expert Advisor (EA) seharusnya robot trading dapat digunakan oleh broker forex lain. 

Baca Juga: Ketua Satgas Waspada Investasi: Pemblokiran Bukan Solusi Jangka Panjang

“Masalahnya broker-broker tersebut tidak bagus regulasinya, yaitu terdaftar di negara offshore yang tidak terjangkau hukum, dan ada juga broker yang tidak teregulasi apapun,” tutur dia. 

“Hal ini berbahaya, karena jika terjadi scam, sudah pasti uang hilang seluruhnya,” tambah dia. 



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×