Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Maraknya kabar investasi bodong di Kampoeng Kurma sudah sampai ke Satgas Waspada Investasi. Kepala Satgas Waspada Investasi Tongam L Tobing menegaskan bahwa Kampoeng Kurma sudah ada dalam daftar entitas perusahaan yang melakukan investasi secara ilegal April 2019.
"Saat April 2019 kami keluarkan pengumumannya, saat itu juga kami bersama Menkominfo melakukan pemblokiran berbagai situs yang berkaitan dengan Kampoeng Kurma," kata Tongam saat dikonfirmasi Kontan.co.id, Selasa (12/11).
Selanjutnya, Satgas Waspada Investasi sangat mendorong kepada seluruh masyarakat yang dirugikan untuk segera melapor ke pihak berwajib, agar dapat segera diproses lewat jalur hukum. Walaupun, Tongam menekankan tidak ada yang bisa menjamin dana kerugian korban bisa kembali 100%.
Baca Juga: Jumlahnya beragam, kerugian korban Kampoeng Kurma capai Rp 500 juta per orang
"Kami bukan penegak hukum dan untuk penyelesaian hukum akan dilakukan kepolisian. Apa yang bisa kami lakukan adalah upaya pencegahan, edukasi dan penanganan lewat penghentian kegiatannya," jelasnya.
Asal tahu saja, investasi Kampoeng Kurma mulai marak dikenal di 2018. Dengan menjanjikan pembangunan wilayah perkebunan kurma dengan berbagai fasilitas, Kampoeng Kurma juga menjanjikan kesepakatan investasi bertema syariah dan bebas riba.
Beberapa produknya seperti penjualan lahan atau kavling yang akan ditanami pohon kurma, ada juga perumahan yang menjanjikan berbagai fasilitas mulai dari masjid, pesantren, pacuan kuda dan fasilitas lainnya dengan nuansa islami.
Ada juga produk syariah (Prosyar) yang menawarkan paket kavling tanah seluas 400 meter-500 meter untuk ditanami pohon kurma, dan termasuk investasi kavling kolam lele dengan 10.000 bibit. Kabarnya, harga yang dibanderol mulai dari Rp 99 juta per kavling.
Baca Juga: Kenali 17 fintech baru terdaftar di OJK agar terhindar dari jeratan fintech ilegal
Sayangnya, sampai berita ini diturunkan, Kontan.co.id belum berhasil menghubungi Direktur Kampoeng Kurma Group yakni Sari Kurniawati. Sejak dua hari terakhir mencoba, nomor yang dituju tidak dapat dihubungi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News