kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sarimelati Kencana (PZZA) masih jajaki peluang dari kehadiran moda transportasi


Jumat, 05 April 2019 / 21:41 WIB
Sarimelati Kencana (PZZA) masih jajaki peluang dari kehadiran moda transportasi


Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kehadiran moda transportasi publik terintegrasi atau Transit Oriented Development (TOD) termasuk Mass Rapid Transit (MRT) dan koridor rest area di jalan tol tentu bakal menjadi peluang bagi emiten penyedia jasa restoran seperti PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA) untuk melebarkan bisnis makanan siap sajinya.

Frederick Estrada Cadlaon, Direktur PZZA turut mengamini hal tersebut. Ia mengungkapkan bahwa kehadiran moda transportasi publik terintegrasi tersebut tentu menjadi peluang bagi PZZA untuk mengembangkan bisnisnya. Namun, Erick bilang pihaknya belum mau terburu-buru untuk terjun ke sana. 

"Bisnis kami saat ini bertumbuh dengan baik di mall, ruko dan berdiri sendiri di tempat-tempat strategis. Sedangkan untuk stasiun Tolls dan MRT, kami sedang dalam proses belajar karena sistem transportasi massal baru diresmikan. Tapi kami yakin ini memberi kami peluang," ujarnya kepada kontan.co.id, Jumat (5/4).

Adapun pada akhir tahun 2018 lalu PZZA mencatatkan pendapatan sebesar Rp 3,57 triliun atau naik 18,04% dari capaian tahun sebelumnya Rp 3,03 triliun. Sedangkan laba bersih PZZA tumbuh 22,48% dari Rp 141,23 miliar menjadi Rp 173,09 miliar.

Untuk tahun 2019 ini, Erick mengungkapkan bahwa pihaknya mematok target pertumbuhan pendapatan atau penjualan di kisaran 13% hingga 17% dibanding akhir 2018. Jika dihitung pendapatan PZZA akan naik menjadi Rp 4,03 triliun hingga Rp 4,17 triliun.

Untuk mencapai target tersebut, PZZA akan fokus pada penambahan gerai. Erick bilang untuk tahun ini pihaknya menargetkan penambahan gerai sebanyak 65 gerai baru. Adapun pada tahun 2017, PZZA berhasil membangun 51 gerai dan di 2018 mencapai 59 gerai. 

"Target 65 gerai adalah guidance untuk 2019, dan itu bisa sampai dengan dan bisa juga di bawahnya," lanjut dia.

Untuk ekspansi tahun ini, ia bilang pihaknya menganggarkan belanja modal sebesar Rp 450 miliar hingga Rp 500 miliar. "Sumbernya dari dana sisa IPO kami dan dari kas internal," lanjut Erick.

Selain penambahan gerai, PZZA juga akan melebarkan ekspansi bisnisnya keluar dari pulau Jawa. Untuk hal ini, Erick pernah menjelaskan sebelumnya bahwa setengah dari ekspansi tahun ini akan menyasar Pulau Jawa dan Bali. Sedangkan untuk Sumatea akan mencuil 20% dari total ekspansi dan sisanya menyasar daerah lainnya termasuk Papua.

Tidak hanya gerai Pizza Hut Restaurant (PHR) dan Pizza Hut Delivery (PHD), pada tahun ini perusahaan ini juga merencanakan tambahan gerai Pizza Hut Express (PHE). Format gerai baru tersebut sampai tutup tahun akan ditambah menjadi 15 gerai dari tarhet total seluruh gerai milik PZZA di 2019 ini.

"Sampai tutup tahun Express itu akan 10 gerai - 15 gerai, sampai hari ini kami ada sekitar 6 gerai. Express lebih ke foodcourt, kami punya di Terminal I Bandara Soekarno-Hatta dan lokasi lainnya di foodcourt di dalam mall," tambahnya.

Dalam berita kontan sebelumnya, Jeo Sasanto, Direktur PZZA juga pernah menjelaskan bahwa saat ini dari 6 gerai PHE miliknya sudah ada yang dibuka di Terminal I, Bandara Soekarno-Hatta. Selain itu, perusahaan juga akan menyasar ruang komersial di rest area sepanjang Tol Trans Jawa maupun Trans Sumatera yang potensial dilalui oleh banyak kendaraan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×