kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.741.000   2.000   0,12%
  • USD/IDR 16.390   -36,00   -0,22%
  • IDX 6.458   -57,86   -0,89%
  • KOMPAS100 926   -0,26   -0,03%
  • LQ45 726   -0,96   -0,13%
  • ISSI 202   -1,52   -0,75%
  • IDX30 378   -0,97   -0,26%
  • IDXHIDIV20 452   -2,46   -0,54%
  • IDX80 106   0,09   0,09%
  • IDXV30 109   0,44   0,40%
  • IDXQ30 124   -0,21   -0,17%

Saratoga (SRTG) Suntik Modal ke Merdeka Copper Gold (MDKA), Begini Nasib Sahamnya?


Minggu, 16 Maret 2025 / 21:50 WIB
Saratoga (SRTG) Suntik Modal ke Merdeka Copper Gold (MDKA), Begini Nasib Sahamnya?
ILUSTRASI. Tambang Tembaga Wetar yang diopersikan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) di Maluku Barat Daya.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Baru-baru ini, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) mendapat investasi tambahan dari salah satu pemegang sahamnya, yakni PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG)

SRTG membeli 121,76 juta saham MDKA di harga Rp 1.405 per saham pada 5 Maret 2025 lalu. Transaksi pembelian tersebut diakui SRTG memiliki tujuan untuk investasi.

Sebelum transaksi, SRTG memiliki 4,79 miliar saham MDKA atau setara dengan 19,58% dari total saham emiten tersebut. Usai transaksi, Grup Saratoga menggenggam 4,91 miliar saham atau setara dengan 20,08% dari total saham MDKA.

Baca Juga: Saratoga (SRTG) Tambah Kepemilikan 121,76 Juta Saham Merdeka Copper (MDKA)

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menyampaikan, para investor masih mencermati perkembangan kinerja MDKA kendati SRTG telah menambah kepemilikan sahamnya pada emiten pertambangan mineral ini. Dalam hal ini, yang dinanti adalah hasil laporan keuangan MDKA pada kuartal I-2025 akan menjadi acuan investor dalam menentukan langkah investasinya.

Hingga saat ini, MDKA belum merilis laporan keuangan tahun 2024. Sampai akhir kuartal III, kinerja keuangan perseroan masih memerah. Rugi periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk MDKA membengkak 181,92% year on year (yoy) menjadi US$ 67,02 juta. Padahal, pendapatan bersih MDKA masih bisa tumbuh 42,74% yoy menjadi US$ 1,67 miliar pada periode yang sama.

“Para pelaku pasar akan bersikap lebih prudent dan mencermati sejauh mana perbaikan kinerja keuangan MDKA pada kuartal I-2025,” kata dia, Minggu (16/3).

Nafan menilai, pergerakan saham MDKA sebenarnya sedang dalam fase downtrend dalam beberapa waktu terakhir. Meski demikian, belakangan ini saham MDKA cenderung bergerak sideways. Dia pun menyarankan agar investor wait and see terhadap pergerakan harga saham MDKA.

“Investor perlu wait and see dan melihat bagaimana manajemen MDKA bisa memperbaiki kinerja fundamentalnya,” tutur dia.

Hingga Jumat (14/3) lalu, harga saham MDKA telah turun 17,03% year to date (ytd) ke level Rp 1.340 per saham.

Baca Juga: MDKA dan BREN Terbesar, Cek Saham yang Banyak Dijual Asing Saat IHSG Ambruk Kemarin

Sementara itu, Analis BRI Danareksa Sekuritas Timothy Wijaya dan Naura Reyhan Muchlis mengatakan, Tambang Emas Tujuh Bukit yang dikelola MDKA telah mendekati akhir masa produksinya. Tak heran apabila produksi emas MDKA bakal mengalami penurunan pada 2025.

Sebagai gambaran, produksi emas MDKA pada 2024 lalu tercatat sebanyak 115.867 ons troi. Memasuki 2025, Manajemen MDKA hanya menargetkan produksi emas sebesar 100.000—110.000 ons troi atau lebih rendah 5,06%—13.69% dibandingkan realisasi produksi pada tahun lalu.

Di sisi lain, MDKA telah melaporkan bahwa pada akhir 2024 lalu proyek tambang emas Pani, Gorontalo, telah mencapai progres sebesar 33% dan diharapkan akan mulai berproduksi pada awal 2026.

“Proyek tambang emas Pani akan menjadi kunci kelanjutan pendapatan bagi MDKA,” tulis Timothy dan Naura dalam risetnya pada 10 Februari 2025.

Tambang emas Pani sendiri disebut-sebut memiliki sumber daya mineral mencapai 6,7 juta ons troi. Proyek ini diprediksi dapat menghasilkan emas sekitar 500.000 ons troi per tahun.

BRI Danareksa Sekuritas pun menyematkan rekomendasi beli untuk saham MDKA dengan target harga hingga Rp 2.400 per saham. Hal ini dengan asumsi adanya valuasi dan efek dari proyek yang jadi penggerak pertumbuhan kinerja perusahaan. Di sisi lain, biaya operasi yang tinggi, harga jual rata-rata yang rendah, dan risiko penundaan proyek bakal menjadi sentimen bagi MDKA.

Selanjutnya: Kredit Menganggur Bank KBMI 4 Capai Rp 879,93 Triliun di Januari 2025, Naik 8,76% YoY

Menarik Dibaca: Ciplaz Perkuat Dukungan UMKM dengan Foodcourt Tuang Riung dan Langit Rasa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×