Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Sebagai perusahaan investasi, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) memiliki strategi untuk mengatur portofolio investasinya. Perseroan pun memiliki porsi ideal dari masing-masing sektor yang menjadi fokus bisnis.
Saat ini, ada tiga sektor yang menjadi fokus bisnis SRTG. Ketiga sektor itu adalah sumber daya alam (SDA), infrastruktur, dan konsumer. Jerry Ngo, Direktur Keuangan SRTG mengatakan, idealnya, portofolio investasi di masing-masing sektor adalah 33,33% atau sepertiga dari total portoflio yang dimiliki.
Ini merupakan target ideal investasi perseroan. Kini, porsi portofolio bisnis di bidang SDA secara akumulasi sebesar 36%, infrastruktur mencapai 54%, dan konsumer sebesar 10%. Sehingga, perusahaan yang digawangi Sandiaga Salahuddin Uno ini masih memiliki kesempatan untuk mengurangi porsi portoflio di SDA dan infrastruktur.
Kemudian, menambah porsi portofolio bisnis di sektor konsumsi. Salah satu pertimbangan pelepasan aset itu adalah perusahaan yang dimaksud memiliki bisnis yang sudah mapan (mature).
"Idealnya, kalau sudah mature, jual, dapat dana, investasi lagi, mature, jual, dan begitu seterusnya," ujar Jerry belum lama ini.
Namun, menurut Jerry, monetisasi aset dan masuk ke aset lainnya bukan pekerjaan mudah. Pihaknya harus memiliki kesempatan bagus untuk melepas untuk mendapatkan hasil maksimal.
Di sisi lain, jika ingin masuk atau menambah di portofolio lain juga harus dinilai menarik dilihat dari valuasi. Saat ini, portofolio bisnis milik SRTG yang dinilai sudah mapan adalah PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).
Kepemilikan efektif Saratoga di ADRO sebesar 16,38% dan di TBIG sebsar 30,08%. Jerry mengaku, dua aset ini masih memiliki peluang untuk tumbuh.
"(tetapi) kami akan melanjutkan monetisasi (aset mapan) tapi tidak dalam jumlah besar, kalau ada kesempatan kami akan lakukan," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News