Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) akan melakukan aksi pembelian kembali alias buyback saham. Buyback ini akan dilakukan dengan anggaran sebanyak-banyaknya Rp 150 miliar selama periode 15 Mei 2023-30 Juni 2024.
Direktur Investasi Saratoga Devin Wirawan menjelaskan, nilai saham Saratoga masih memiliki ruang yang sangat lebar untuk terus bertumbuh sesuai dengan perfoma net asset value (NAV) yang positif.
Secara fundamental, investasi di perusahaan portofolio memiliki rekam jejak yang solid, baik dari aspek nilai portofolio maupun pendapatan dividen.
Baca Juga: Saratoga (SRTG) Akan Membagikan Dividen Rp 1 Triliun
“Hal ini terbukti dari NAV Saratoga yang sudah mencapai Rp 60,9 triliun pada tahun 2022, dimana sebelumnya baru sebesar Rp 15,7 triliun di tahun 2018,” jelas Devin pada saat konferensi pers usai RUPSLB, Senin (15/5).
Analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei menilai, buyback ini bisa menjadi katalis bagi saham SRTG. Selain buyback, katalis positif bagi SRTG juga datang dari pembagian dividen.
Sebagaimana diketahui, dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) yang digelar Senin (15/5), rapat menyetujui pembagian dividen SRTG senilai Rp 1 triliun, dimana setiap pemegang saham mendapatkan dividen Rp 75 per saham. Jumlah dividen ini naik dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 810 miliar dengan dividen Rp 60 per saham.
Jono melanjutkan, dimana dengan net asset value SRTG yang sekitar Rp 50 triliun, kapitalisasi pasar alias market caps SRTG saat ini hanya sekitar Rp 23 triliun sampai Rp 24 triliun. Ini berarti, market caps SRTG bahkan tidak sampai 50% dari jumlah NAV-nya.
“Sehingga dapat dikatakan SRTG sudah cukup murah,” kata Jono kepada Kontan.co.id, Selasa (16/5).
Memang, sejak awal tahun alias secara year-to-date (ytd), saham besutan Menteri Pariwisata Sandiaga Uno ini melemah 30,24%.
Baca Juga: Saratoga Investama (SRTG) Kantongi Restu Buyback Saham Rp 150 Miliar
Hanya saja, kinerja SRTG memang dipengaruhi oleh penurunan nilai investasi terutama pada saham perusahaan terbuka seperti PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), hingga PT Tower Bersama Indonesia Tbk (TBIG).
Namun, rencana SRTG untuk berinvestasi pada sektor EBT diharapkan dapat meningkatkan kinerja portofolio SRTG di masa depan.
“Tetapi untuk saat ini mungkin belum terlihat hasilnya,” kata Jono.
Dalam jangka panjang investor masih perlu memperhatikan kinerja SRTG. Sementara dalam jangka pendek pelaku pasar dapat memanfaatkan momentum buy menjelang pembagian dividen, dengan target harga terdekat di level Rp 2.040.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News