Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) terbuka pada setiap kesempatan yang dapat mencapai pertumbuhan bisnis dengan cara organik maupun anorganik. Hal ini disampaikan oleh Wakil Direktur Utama Sarana Menara Nusantara Adam Ghifari saat ditanya mengenai rencana ikut serta dalam akuisisi 4.000 tower yang akan dilepas oleh PT Indosat Ooredoo Tbk (ISAT).
Mengenai potensi transaksi akuisisi Adam belum bisa membicarakan karena mengikuti proses yang digelar oleh calon penjual. "Strategi bisnis TOWR memang mencakup tumbuh dengan cara organik atau anorganik. Jadi kami selalu berusaha untuk mengevaluasi setiap kesempatan," kata Adam kepada Kontan.co.id, Rabu (24/2).
Pertumbuhan bisnis secara organik saja, lanjut Adam, tahun 2021 diperkirakan memberikan pertumbuhan pendapatan sebesar 8% dibandingkan 2020. Untuk mencapai target pertumbuhan organik tersebut TOWR menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) 2021 untuk bisnis organik Rp 3,25 triliun.
Baca Juga: Dapat pinjaman Rp 500 miliar, begini prospek saham Sarana Menara (TOWR)
"Angka capex ini di luar atau tidak mencakup capex untuk pertumbuhan anorganik alias tidak mencakup akuisisi," imbuh Adam.
Dia menambahkan, leverage Sarana Menara tetap di kisaran 2,5 x net debt to annualised EBITDA setelah mengantongi pinjaman terbaru disertai dengan reinvestasi arus kas operasional. Sarana Menara Nusantara (TOWR) baru saja mendapatkan fasilitas pinjaman sebesar Rp 500 miliar dari Maybank Indonesia dengan jangka waktu sampai dengan 19 Februari 2022. Pinjaman ini digunakan untuk mendukung kebutuhan modal kerja anak usaha TOWR yaitu Protelindo dan Iforte.
Baca Juga: Sarana Menara Tower (TOWR) dapat fasilitas pinjaman Rp 500 miliar dari Maybank
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News