Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
Samuel Sekuritas Indonesia memproyeksikan volume produksi PTBA tahun ini turun dari 29,1 juta ton pada 2019 menjadi 24,2 juta ton. Sementara volume produksi PTBA diprediksi sedikit naik menjadi 24,4 juta ton pada 2021.
Sementara itu, Dessy memperkirakan harga rata-rata batubara akan berada pada level US$ 55 per ton pada akhir 2020 dari posisi sekarang yakni US$ 54 per ton.
Baca Juga: Ristia Bintang Mahkotasejati prediksi kinerja di kuartal I bakal turun antara 51%-75%
Dengan demikian, blended average selling price (ASP) atau harga jual rata-rata PTBA diperkirakan turun 3,9% yoy dari Rp 769 ribu per ton menjadi Rp 739 ribu per ton pada akhir 2020.
Meski demikian, ada ceruk cuan bagi pemegang saham PTBA, yakni potensi rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio (DPR) yang diusahakan sama dengan tahun lalu, yakni di kisaran 75%.
Dessy menurunkan rekomendasi PTBA dari sebelumnya buy (beli) menjadi jual (sell) dengan target harga Rp 1.860 per saham. Rekomendasi ini diambil dengan menimbang estimasi penurunan pertumbuhan (earning per share/EPS) pada 2020 dan 2021 masing-masing di kisaran -35,0% dan -33,8% dengan tekanan volume produksi yang turun serta tren pelemahan harga batubara.
Baca Juga: Pendapatan anjlok, KMI Wire and Cable (KBLI) cetak rugi bersih di kuartal I-2020
Pada perdagangan hari ini, saham PTBA ditutup menguat 2,45% ke level Rp 2.090 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News