kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

SAME menyehatkan bisnis RS Omni


Sabtu, 26 Januari 2013 / 06:48 WIB
SAME menyehatkan bisnis RS Omni
ILUSTRASI. Juru bicara presiden mengaku belum tahu soal reshuffle kabinet


Reporter: Surtan PH Siahaan | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Bisnis rumahsakit masih cukup menjanjikan. Tak heran, penyedia fasilitas kesehatan ini cukup ekspansif agar tidak kalah dengan pesaing. Bahkan, beberapa perusahaan properti juga merambah ke bisnis pelayanan kesehatan, rumahsakit.

PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME), sebagai pemain lama tak mau ketinggalan kereta dalam persaingan usaha. Pemilik Rumah Sakit (RS) Omni ini juga terus meningkatkan pelayanan.

Nah, untuk memenuhi kebutuhan dana ekspansi tersebut, awal tahun ini, Sarana Meditama kemudian mencoba menawarkan saham perdana ke publik alias initial public offering (IPO). Pada aksi tersebut, Sarana Meditama menawarkan saham sebanyak 180 juta saham setara dengan 15,25% dari total modal disetor dan ditempatkan.

Sarana Meditama menawarkan harga saham perdana di kisaran Rp 375 - Rp 425 per saham. Hasilnya, SAME sukses menjual di harga Rp 400 per saham.

Dus, SAME pun berhasil mengantongi dana IPO Rp 72 miliar. Sarana Meditama kemudian melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 11 Januari 2013.
Sebelum melantai di BEI, kinerja perusahaan memang terbilang kurang bagus. Dalam prospektus perusahaan, Sarana Meditama bahkan selalu mencetak rugi bersih. Baru di tahun 2012, emiten rumahsakit ini mampu mencetak laba bersih.

Dana IPO untuk ekspansi

Berbekal dari situ, mereka yakin ke depan kinerja mereka terus meningkat. Sebab, dana hasil IPO sebagian akan digunakan untuk ekspansi.
Yakni, 28% dana IPO untuk menambah 18 kamar VIP di RS Omni Alam Sutera. Lalu 22% dana IPO untuk modal kerja, seperti menambah alat kesehatan, obat atau kebutuhan operasional lain.

Sedangkan, sebesar 50% dana IPO untuk membayar cicilan utang PT Omni Health Care, anak usaha SAME. Utang yang diterbitkan pada tahun 2009 itu untuk investasi dan membiayai anak usaha perusahaan yaitu Sarana Mediatama Internasional (SMI).

Direktur Utama SAME, Noersing mengatakan, pasca IPO, SAME akan memiliki 119 kamar VIP di RS Omni Alam Sutera. RS ini memang baru berdiri lima tahun lalu dirasa mempunyai prospek yang cukup bagus. Sebab, rumahsakit tersebut berdiri di lokasi strategis dengan pertumbuhan penduduk besar.

Prioritas ekspansi perusahaan tahun ini pada kamar VIP di RS Omni Sutera. Alasannya, permintaan terhadap kelas ini memang meningkat pesat. "Sepanjang tahun 2012, kamar VIP selalu terpakai hingga 80% dari jumlah yang tersedia," ujar Noersing.

Pertumbuhan penduduk Indonesia yang cepat, menurut Noersing, juga berpengaruh pada kebutuhan akan fasilitas kesehatan. Karena itu, ia yakin, bisnis rumahsakit akan menjanjikan dalam jangka panjang. Apalagi, SAME fokus menyasar segmen kelas menengah.

Karena itu, pasca IPO, Noersing yakin, pendapatan dan laba bersih SAME bisa terus meningkat. SAME menargetkan, pendapatan tahun ini bisa bertumbuh hingga 25% dari proyeksi tahun 2012 sebesar Rp 273 miliar. Artinya di tahun ini, Sarana Meditama diharapkan bisa mencatatkan pendapatan Rp 341 miliar.

Sementara, pendapatan SAME per Juni 2012 sekitar Rp 130,56 miliar. Angka ini meningkat 11,1% dari Juni 2011 sebesar Rp 117 miliar.
Noersing pun yakin, tahun 2012 laba bersih SAME akan membiru. Rugi bersih yang dialami sebelumnya lebih karena beban bunga untuk membangun anak usaha.

Utang SAME memang cukup tinggi. Per Juni 2012, utang jangka pendek dan jangka panjang mencapai Rp 130 miliar dan Rp 149 miliar. Sedangkan, aset dan ekuitas masing-masing Rp 288 miliar dan Rp 8,7 miliar. Adapun, debt to equity ratio (DER) tercatat di level 0,97 kali. Noersing bilang, rasio tersebut masih aman. Apalagi, pasca IPO sebagian dana untuk membayar utang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×